REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengajak para mahasiswa dan dosen peserta seminar "Optimalisasi Pengelolaan Potensi Sumber Daya Ekonomi Menuju Pembangunan Desa" di Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Rabu, doa bersama untuk warga Rohingya, Myanmar.
Ganjar mengatakan Magelang sekarang baru diperhatikan banyak orang karena ada keinginan beberapa masyarakat yang ingin berkumpul di Borobudur untuk menyatakan solidaritasnya berkaitan dengan warga Rohingya. Ia menuturkan tentu tragedi kemanusiaan itu tidak boleh terjadi.
"Tentu kita semuanya dengan akal sehat, dengan hati yang bersih pasti kalau orang waras tidak akan bisa menerima hal seperti itu," katanya.
Sebelum memulai sebagai pembicara kunci dalam seminar tersebut, Gubernur mengajak semua hadirin yang berada di aula Untidar tersebut untuk berdoa bersama menurut agama dan keyakinannya masing-masing.
"Saya mengajak bapak, ibu, dan adik-adik mahasiswa semuanya untuk berdoa menurut agama dan keyakinannya masing-masing agar tidak terjadi konflik yang lebih besar dan masyarakat yang ada di tetangga kita, khususnya Rohingya itu bisa pulih, diterima dan tidak terjadi pembantaian-pembantaian yang tentu tidak kita inginkan," katanya.
Sementara itu, aksi damai bela Rohingya oleh kaum muslim yang rencananya dilakukan di sekitar Candi Borobudur pada Jumat (8/9) dipindah ke Masjid An-Nur Sawitan, Mungkid, Kabupaten Magelang, Kegiatan yang akan dilakukan di Masjid Agung An-Nur dengan agenda shalat Jumat bersama, dilanjutkan doa bersama dan dilakukan penggalangan dana untuk warga Rohingya.