Kamis 07 Sep 2017 16:49 WIB

Pemprov Jabar Gandeng Pesantren untuk Tampung Lulusan SMP

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Bebek-bebek hasil budidaya Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ibtida Desa Cibunian, Bogor.
Foto: Dokumen Bazma Pertamina
Bebek-bebek hasil budidaya Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ibtida Desa Cibunian, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar harus membangun minimal 5.000 ruang kelas baru dan unit kelas baru untuk menampung siswa SMA. Siswa SMP di Jabar saat ini masih banyak yang belum tertampung di SMA/SMK yang ada di Jabar. Menurut Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, siswa SMP yang tak tertampung di Jabar mencapai 170 ribu orang karena tak punya tempat di SMA. Selain itu, Pemprov Jabar pun memanfaatkan kerja sama dengan pesantren agar para siswa ini bisa tertampung.

"Di pesantren kan kami bisa membuat SMK. Jadi, SMK berbasis pesantren," ujar Deddy kepada wartawan usai Kunjungan Kerja ke SMKN Pertanian Pembangunan Lembang dan SMA 1 Lembang, Kamis (7/9).

Deddy mengatakan, peran pesantren ini begitu penting karena pendidikan agama bisa membentuk ahlak yang baik bagi semua siswa. "Kan seperti SMK Pertanian mereka sorenya berbasis pesantren jadi keluar akan menjadi ahli yang berahlak," katanya.

Menurut Deddy, saat ini banyak sekolah SMA yang masih menumpang. Yakni, di Kota Bekasi ada tiga sekolah yang tak punya kelas dan di SMA 2 Lembang masih menumpang sekolah.

"Karena kita kekurangan ruang kelas maka kami setiap tahun membangun lim ribu kelas. Selain itu, kami juga membuat SMA terbuka yang bisa menampung 100 ribu," kata Deddy seraya mengatakan SMA terbuka ini hanya untuk siswa berumur 18 tahun ke atas. 

Selain itu, kata Deddy, saat ini perguran tinggi di Jabar pun belum bisa menampung semua lulusan SMA dan SMK. Saat ini, jumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Jabar ada 369.

"Karena kampus yang ada di Jabar belum bisa menampung semua lulusan SMA dan SMK, maka siswa harus ada pilihan dengan diajarkan keterampilan," katanya.

Dalam kunjungan kerja ini, Wagub sempat meninjau program pendidikan yang dilakukan di SMKN PP Lembang. Di SMK ini para siswa diberikan pelajaran tidak hanya ilmu pengetahuan tentang pertanian, seperti budidaya produk namun juga pemasaran atau wirausahanya. SMKN PP Lembang, mengembangan jiwa kewirausahaannya dengan produk-produk pertanian yang ada.

Salah satu produk pertanian yang menonjol di SMKN PP Lembang yaitu Jeruk Dekopon. Jeruk hasil persilangan antara Jeruk Bagong dengan Jeruk Bali ini bisa dijual dengan harga Rp 100 ribu – Rp 120 ribu per buah karena ukurannya yang besar. Dalam satu pohon jeruk ini bisa penen hingga 40 kg, sehingga dalam satu pohon bisa menghasilkan Rp 4 juta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement