Jumat 08 Sep 2017 11:36 WIB

Tiap Hari 400 Senjata Diserahkan ke Pihak Berwajib Australia

Rep: Richard Baines/ Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, Warga Australia telah menyerahkan rata-rata 400 senjata api setiap hari sejak bulan Juli 2017, sebagai bagian dari amnesti senjata api nasional yang pertama sejak peristiwa pembantaian di Port Arthur.

Amnesi senjata api diumumkan sebelumnya tahun ini tahun ini untuk mengatasi peningkatan ancaman teror dan makin banyaknya senjata ilegal di masyarakat.

Data yang dikeluarkan hari ini menunjukkan antara Juli hingga September, 25.999 senjata api telah diserahkan di seluruh Australia, bila dirata-ratakan 400 pucuk setiap hari.

Menteri Kehakiman Michael Keenan mengatakan ia terkejutt dengan tingginya angka itu. "Harapan sebelumnya kami akan mendapat angka yang besar, tapi 26.000 benar-benar melampaui harapan kami," kata ia.

Lebih dari 13.000 senjata api diserahkan di negara bagian New South Wales, 7.000 di Queensland dan 2.150 di Victoria. Amnesti yang memungkinkan orang Australia untuk menyerahkan senjata api tanpa menghadapi konsekwensi hukum, selesai pada akhir bulan ini.

"Jika Anda memegang senjata api setelah berakhirnya periode amnesti maka Anda menjalani resiko yang sangat besar," kata Keenan.

Senjata api langka dan antik

Pihak yang berwenang melaporkan senjata api antik dan langka termasuk yang diserahkan dalam amensti. Seorang pria di Queensland menyerahkan senjata api yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun.

Itu termasuk sepucuk senapan dari Perang Vietnam, sepucuk pistol Luger dari Perang Dunia I dan sepucuk Smith and Wesson revolver .455 dari Perang Dunia II. "Ada senjata diserahkan yang telah dipakai pada masa Perang Dunia II, senapan dari tahun 1850an," kata Keenan.

Di luar periode amnesti, memiliki senjata api yang tidak terdaftar bisa dihukum maksimal 14 tahun penjara dan denda sampai 280 ribu dolar.

Diterbitkan Jumat 8 September 2017 dari artikel ABC Australia di sini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement