Sabtu 09 Sep 2017 01:13 WIB

Jelang Haornas, Menpora Sampaikan Pesan Persatuan Indonesia

Rep: Israr Itah/ Red: Israr Itah
Menpora Imam Nahrawi mencampurkan tanah dan air dari 90 kabupaten/kota Indonesia pada malam jelang perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2017 di Magelang, Jumat (8/9). Tanah dan air ini akan digunakan untuk pembangunan Monumen Tanah Air Nusantara di Gunung Tidar, Magelang.
Foto: Istimewa
Menpora Imam Nahrawi mencampurkan tanah dan air dari 90 kabupaten/kota Indonesia pada malam jelang perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2017 di Magelang, Jumat (8/9). Tanah dan air ini akan digunakan untuk pembangunan Monumen Tanah Air Nusantara di Gunung Tidar, Magelang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG  -- Menjelang acara puncak Hari Olahraga Nasional (Haornas) Ke-34, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar acara malam tirakatan di Alun-Alun Kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/9). Dalam acara ini, Kemenpora Imam Nahrawi menggaungkan semangat persatuan nasional.

Acara yang dimulai tepat pukul 21.00 WIB itu diwarnai penyatuan tanah dan air dari 90 kota dan kabupaten dari seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

"Tanah dan air ini diambil dari tempat-tempat yang dianggap agung oleh masyarakat di berbagai kota maupun kabupaten di Indonesia. Bukan cuma simbol, ini adalah tanda bahwa Tanah Air harus kita rawat selama-lamanya," ujar Imam.

Tanah dan air itu sendiri berasal dari 90 kabupaten dan kota di Indonesia, yang dilewati oleh peserta Gowes Pesona Nusantara (GPN), kegiatan bersepeda dari empat titik terluar Indonesia yaitu Sabang, Merauke, Tarakan dan Atambua. GPN dimulai Mei 2017 hingga berberakhir di Magelang, Jawa Tengah pada perayaan puncak Haornas, pada Ahad (9/9) ini.

Menpora mengawali pencampuran tanah dan air itu ke dalam kendil tanah liat, disusul tamu undangan termasuk Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dan masyarakat. Setelah disatukan dalam wadah-wadah, semua tanah dan air ini dibawa ke puncak Gunung Tidar dan menjadi fondasi Monumen Tanah Air Nusantara yang akan dibangun di sana.

Gunung Tidar menjadi tempat didirikannya monumen tersebut karena diyakini sebagai titik pusat tanah Jawa.

"Peristiwa ini bersejarah bagi kota kami," ujar Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito.

Ada pun malam tirakatan itu diakhiri dengan pagelaran wayang semalam suntuk dengan dalang Warseno Hardjodarsono yang dikenal dengan Ki Warseno Slank.

Tirakatan tersebut juga dimanfaatkan oleh Imam untuk mengintrospeksi diri terkait hasil SEA Games ke-29, 2017, Malaysia. Indonesia cuma mendapatkan 38 medali emas dan menempati urutan kelima di klasemen perolehan medali.

"Ini pelajaran penting bagi kita semua, khususnya saya," kata Menpora.

Imam pun berharap Indonesia bisa berprestasi lebih baik di masa depan, khususnya dalam ajang Asian Games 2018 yang dilangsungkan di Indonesia.

Harapan serupa juga diucapkan oleh Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito.

"Saya pribadi prihatin dengan prestasi Indonesia di ASEAN. Semoga itu menjadi waktu kita untuk mengoreksi serta lebih mawas diri agar olahraga Indonesia bisa berjaya lagi," kata Sigit. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement