Senin 11 Sep 2017 13:56 WIB

Setnov Sakit pada Hari Pemeriksaan, Doli: Sudah Kita Duga

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andri Saubani
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mendatangi gedung KPK untuk menyampaikan keterangan tidak hadirnya Ketua DPR Setya Novanto dalam pemeriksaan kasus korupsi KTP Elektronik (KTP-el), Jakarta, Senin (11/9).
Foto: Republika/Prayogi
Sekjen Partai Golkar Idrus Marham mendatangi gedung KPK untuk menyampaikan keterangan tidak hadirnya Ketua DPR Setya Novanto dalam pemeriksaan kasus korupsi KTP Elektronik (KTP-el), Jakarta, Senin (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Generasi Muda Golkar, Ahmad Doli Kurnia menilai sakitnya Setya Novanto (Setnov) hari ini Senin (11/9), saat pemanggilan oleh KPK sudah bisa ditebak sejak awal. Seharusnya, Setnov menjalani pemeriksaan sebagai tersangka kasus korupsi proyek pengadaan KTP elektronik (KTP-el). "Seperti yang sudah kita duga, Setnov tidak memenuhi panggilan pemeriksaan KPK," ujarnya Senin (11/9).,

Padahal, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham berkali-kali dalam dua hari kemarin memastikan bahwa Setnov akan memenuhi panggilan KPK. Kenyataannya, Setnov absen pada pemanggilan KPK hari ini, dengan alasan sakit.

Doli menilai jika benar, Setnov hari ini tiba-tiba sakit, seperti yang dikabarkan terserang vertigo, gula, ginjal, dan jantung secara bersamaan, tentu semua juga prihatin. Biasanya, kalau orang terkena sakit berat-berat sekaligus seperti itu, akan susah mengerjakan sesuatu. Apalagi mengemban amanah sebesar, memimpin partai sebesar Golkar.

"Jadi, sekali lagi apabila benar sakit, sebaiknya Setnov meletakkan jabatan dan mundur sebagai Ketua Umum," terangnya.

Dalam bahasa AD/ART partai, kondisi Setnov ini, menurutnya masuk kategori 'berhalangan tetap'. "Kita ikhlaskan SN untuk fokus menghadapi sakitnya dan kasus hukumnya," imbuhnya.

Namun, bila sakit itu dibuat-buat dan cuma cari alasan untuk mangkir diperiksa KPK, Doli menilai perbuatan sangat tercela. Doli pun meminta KPK mengecek langsung kebenaran pengakua sakit Setnov.

Doli pun menilai janggal kenapa yang datang ke gedung KPK hari ini untuk menyampaikan Setnov sakit adalah Idrus Marham didampingi dengan beberapa pengurus DPP. "Kenapa jadi institusi Golkar dibawa-bawa dan ditempatkan berhadapan dengan KPK?. Jangan sampai ada kecurigaan di publik bahwa Golkar secara institusi juga terlibat dan menerima aliran korupsi e-KTP itu," tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement