REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo segera melakukan dropping air bersih bagi kabupaten kota yang terdampak kekeringan. Sampai saat ini sudah ada enam kabupaten yang telah menyampaikan pemberitahuan darurat kekeringan, yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Probolinggo.
Dropping air bersih akan dilakukan jika bupati/wali kota telah menyampaikan surat pemberitahuan darurat kekeringan di daerahnya. Langkah dropping air bersih tersebut dilakukan Gubernur Soekarwo untuk menindaklanjuti imbauan Presiden RI, Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (12/9), agar semua kepala daerah segera melakukan pengecekan wilayahnya terkait kekeringan.
Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, menyampaikan dari 422 desa di 27 kabupaten yang mengalami kekeringan di Jawa Timur, terdapat 183 desa yang posisinya di atas pegunungan. Sehingga harus dilakukan dropping air ke dalam penampungan air.
Hal itu dilakukan karena rekayasa teknis seperti pembuatan sumur bor, pipanisasi tidak dapat dilakukan. Sedangkan sisanya masih bisa dilakukan rekayasa teknis.
"Sebagian wilayah pegunungan, pipa air tidak bisa menjangkaunya. Apabila tidak diberikan bantuan, menjadi hal krusial, khususnya di daerah pantai selatan dan Madura," kata Pakde Karwo, seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (12/9).
Dia menambahkan, dari 8.501 jumlah desa di Jawa Timur, sebanyak 541 desa mengalami kekeringan pada 2015. Dari jumlah desa kering tersebut, telah dilakukan rekayasa teknologi bagi 119 desa. Sehingga pada 2017 kekeringan hanya terjadi pada 422 desa. "Tahun 2016 sendiri, tidak terjadi kekeringan di Jatim," ujarnya.