REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU -- Sekitar 30 hektare lahan untuk kategori Areal Pengguna Lain (APL) di Desa Batu Tunau, Kecamatan Pulaulaut Timur, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, hangus terbakar, Selasa (12/9). Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotabaru, Syafarudin Syukur, Rabu (13/9) mengatakan, areal yang terbakar merupakan lahan yang ditumbuhi semak belukar dan padang ilalang. "Perkiraan penyebab kebakaran diduga pembukaan lahan oleh masyarakat yang memanfaatkan lahan perkebunan," katanya di Kotabaru.
Dia mengatakan, api yang semakin berkobar saat tertiup angin kencang tersebut baru bisa dipadamkan sekitar empat jam kemudian, Selasa sore, oleh tim gabungan. Tim gabungan sebanyak 23 personel, terdiri atas tujuh orang anggota Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhut) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pulau Laut Sebuku.
Juga ada staf KPH Pulau Laut Sebuku, tiga orang Security PT E, satu orang Danramil, dan delapan orang Damkar PT, Bersama Sejahtera Sakti (tim terpadu). "Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," kata Syafarudin menegaskan.
Menurut dia, perlu ada kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran, serta sosialiasi tentang Undang-undang serta peraturan mengenai Karhutla, dan sanksi pidana bagi yang melakukannya. Sebelumnya, lahan seluas 4,5 hektare di Desa Tanjung Lalak Selatan, Kecamatan Pulaulaut Kepulauan, Kotabaru juga terbakar.
Lahan yang terbakar, Jumat (8/9) pukul siang itu berada di kawasan hutan produksi PT Inhutani II Pulau Laut.
Sumber informasi pertama dari menara pantau serta pantauan hotshot LAPAN fire hotspot Indonesia-satelit Aqua.
Setelah dicek, diketahui yang terbakar tumpukan kayu bekas tebasan dan tebangan untuk ladang atau kebun.
Penanganan kebakaran lahan dilakukan Brigade Api Biawak PT Inhutani II dibantu anggota Koramil Pulau Laut Barat. Kondisi cuaca panas disertai angin kencang membuat proses pemadaman memakan waktu lama hingga lebih dari dua jam.