Kamis 14 Sep 2017 08:24 WIB

John Kei Dikabarkan Berniat Masuk Islam

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Endro Yuwanto
John Kei
Foto: Reno Esnir/Antara
John Kei

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Narapidana kelas kakap John Kei dikabarkan berniat masuk Islam. Sebelumnya, John Kei merupakan tersangka dalam perkara pembunuhan Tan Harry Tantono, Direktur Sanex Steel, yang ditemukan tewas di Swis-Belhotel Jakarta akhir Januari 2012 lalu.

Lelaki asal Maluku ini sebelumnya dikenal sebagai non-Muslim. Republika.co.id mencoba menelusuri postingan akun media sosial Facebook milik Hanny Kristianto, yang kali pertama mengabarkan John Kei berniat menjadi Muslim, Rabu (13/9). Berikut ini kutipan postingan Hanny:

Bismillah, "Hari ini team Mualaf Center Darussalam diwakili Harsha Agousta Brahma Sadewa dan ibu Jenderal Lisze Dewi Purnamawati berangkat ke LP. Batu Nusakambangan Cilacap memastikan niat John Kei masuk Islam. Sebelum memutuskan masuk Islam John Kei alias John Refra pemuda asal Tutrean, Pulau Kei pernah dijuluki sebagai Godfather of Jakarta.

Sebesar apa pun dosa kita.. ampunan Allah jauh lebih besar dari dosa kita.. ampunan Allah terbuka luas bagi siapa saja yg ingin bertobat kepada-Nya. Bahkan Allah meminta manusia untuk tidak berputus asa dari rahmat-Nya

Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az Zumar 53)

Sebelum masuk Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah, John Kei memang terkenal sebagai orang yang berwatak keras dan ganas, sangat disegani dan ditakuti oleh kawan maupun lawan.

Bagaimanapun buruknya penilaian orang terhadap John Kei, beliau adalah orang yang pernah turut berjasa menjaga saya, merawat saya, dan membesarkan saya sejak saya SMP hingga kuliah dulu.

Di balik sifat keras dan beringasnya sebenarnya John Kei adalah orang yang penyayang dan sangat peduli dengan saudara atau orang-orang yang sedang susah.

Sebenarnya di dalam hati John Kei sering berkecamuk perasaan-perasaan yang berlawanan, antara kesenangan terhadap hiburan dan mabuk-mabukan dengan kekagumannya terhadap ketabahan kaum Muslimin serta bisikan hatinya bahwa boleh jadi apa yang dibawa oleh Islam itu lebih mulia dan lebih baik.

Umat Islam di Pulai Kei, saudara-saudara kita di Kepulauan Kei meski hidup sederhana tetapi keseharian mereka menjadi bukti bahwa Islam membawa keberkahan, kedamaian dan kebaikan bagi mereka. Sampai pada saat di masa John Kei bertemu Freddy Budiman yarhamullah, keindahan Islam itu semakin nyata.

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. Al Muminum 115)

Apakah ibrah yang diambil John Kei darinya? Sampai akhirnya John Kei memutuskan memeluk Islam?

Freddy Budiman yarhamullah..Dia sudah tahu persis kapan ia akan dieksekusi mati. Dia juga sudah tahu tempat di mana dia akan mati. Dia pun sudah mengetahui dalam kondisi apa dia akan mengakhiri hidupnya. Bahkan diapun telah dikabari tentang kuburannya yang sudah digali untuknya...

Namun dia telah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi...

Ia telah mengukuhkan syahadat, Ia sudah insyaf dan telah bertobat. Ia juga senantiasa menjaga shalat. Ia pun selalu shalawat dan tilawat Ramadhan lalu dikabarkan ia mengkhatamkan quran sebanyak 10 kali masyaa Allah

Itulah masa-masa terindah saudara kita Freddy Budiman sebelum mati...dieksekusi..

Kisah eksekusi yang tenang dan tanpa meronta, dengan hati yang siap memasuki alam kubur dengan takbir

Allah berikan kesempatan Freddy untuk bertobat Bahkan Allah tentukan kematiannya di hari Jumat,

Sebelum ia mangkat kita pun sama dengan Freddy, sedang menunggu waktu, eksekusi... setiap saat kita pasti mati..

Namun Freddy jelas tanggalnya, harinya dan jamnya bahkan menitnya, di mana tempatnya serta bagaimana cara matinya. Sementara kita tidak jelas kapan waktunya, entah di mana tempatnya dan bagaimana ruh keluar dari tubuhnya.

Apakah kita sedang dalam kondisi berwudhu atau berdzikir atau sedang berdoa? atau sedang shlat atau sedang tilawah?

Atau justru kematian itu datang saat kita sedang bermaksiat, sedang berjudi, sedang dgn bukan muhrim kita, dengan istri atau suami orang lain, sedang mabuk-mabukan, sedang berzina yang bukan muhrim kita di tempat-tempat pelacuran, diskotik, atau tempat-tempat maksiat

lainnya?

Jika kematian yang sudah jelas waktunya bagi seorang Freddy kemudian ia mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya lalu bagaimana dengan kita yang justru sebaliknya memperbanyak jumlah dosa...tidak jelas waktunya?

Seharusnya persiapan kita lebih baik dari Freddy, kenapa? Karena kematian itu bisa datang kapan sajadimana saja dalam kondisi apa pun juga !!!

Lalu,

Mengapa bertobat masih saja ditunda-tunda?

Mengapa ketika tiba waktu sholat tidak bersegera?

Mengapa puasa yg hanya setahun sekali masih saja sekedar coba-coba?

Mengapa zakat selalu berat mengeluarkannya?

Mengapa umrah/haji tidak diniatkan kuat dalam dada?

Seolah-olah kita masih akan hidup seribu tahun lagi

Yang tidak pernah lelah mengejar duniawi

Bermaksiat sudah tak terhitung jari

Tetapi jika beramal selalu ingin dipuji-puji

Mari kita manfaatkan waktu yg tersisa ini untuk bertobat sebelum

wafat.. Menjalankan syariat dan sunnah - sunnah dengan sungguh -

sungguh..

Kita mohon rahmat-Nya saat-saat wafat

Dan kita harap ampunan-Nya sebelum dan setelah kita wafat

Semoga Allah masukkan kita ke dalam golongan orang-orang yg

dimuliakan-Nya di akhirat kelak... Amin

Semoga Allah mudahkan dan tetapkan kita semua menjalani sisa kehidupan

ini dengan istiqomah dan kaffah di jalan-Nya yang lurus serta

dirahmati dengan jannah-Nya. Amin

Hanny Kristianto (Bukan Ustaz)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement