REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbaikan tahunan Masjid Djenne telah menjadi festival tahunan di Djenne yang menarik perhatian banyak wisatawan. Proses perbaikan berupa pemlesteran ulang bangunan masjid dengan bahan campuran lumpur dan sekam padi, diawasi oleh 80 orang pekerja senior yang sudah berpengalaman. Mereka juga yang mengoordinasi keseluruhan proses perbaikan masjid sekali dalam setahun.
Para wisatawan yang pernah terlibat dalam festival ini menggambarkan acara tahunan ini sebagai sebuah festival yang penuh dengan tawa dan kesenangan. Anak-anak dan dewasa bergabung bersama mencampur lumpur dengan sekam untuk kemudian dipakai untuk memplester ulang dinding masjid.
Di bagian masjid terdapat pilar-pilar yang mengerucut seperti jarum. Hampir seluruh bagian pilarnya dilengkapi dengan kayu palm yang difungsikan sebagai pijakan permanen ketika menaiki atap masjid. Kayu-kayu tersebut tidak saja digunakan selama proses pembangunan sebagai injakan bagi para tukang yang membangun masjid, tetapi kayu itu itu juga dipasang secara permanen di tembok masjid dan digunakan setiap tahun untuk memplester ulang masjid.
Selain berfungsi sebagai penopang bangunan, batang-batang kayu palm itu juga berfungsi meminimalisasi keretakan pada seluruh bangunan yang terbuat dari lumpur yang menjadi bahan utama bangunan masjid. Keretakan itu bisa terjadi kapan saja akibat udara panas gurun pasir yang menyengat pada siang hari dan udara yang dingin pada malam hari.