REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyerukan semua negara di dunia untuk turut serta mencari solusi penyelesaian isu nuklir Korea Utara (Korut). Seperti diketahui, kendati telah dijatuhkan sanksi cukup berat oleh PBB, Korut, pada Jumat (15/9), kembali meluncurkan rudal balistik antarbenua miliknya.
Penasihat Keamanan Nasional AS HR McMaster mengatakan bahwa sanksi terbaru PBB untuk Korut memang membutuhkan waktu untuk diterapkan secara penuh. Adapun sanksi tersebut antara lain memangkas suplai impor minyak, menghentikan seluruh kerja sama dengan pekerja Korut di luar negeri, dan melarang ekspor tekstil dari Pyongyang.
Bila sanksi itu ternyata tak membuat Korut jera dan menghentikan program rudal serta nuklirnya, McMaster menegaskan AS memiliki opsi militer. Namun negaranya memang belum tertarik untuk menempuh opsi tersebut.
"Sekarang bukan itu (opsi militer) yang lebih suka kita lakukan. Jadi yang harus kita lakukan adalah memanggil semua negara untuk melakukan semua yang kita bisa untuk mengatasi masalah global ini (nuklir dan rudal Korut), tidak ada perang," kata McMaster, seperti dilaporkan laman the Guardian, Sabtu (16/9).
Hal ini juga disampaikan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley. Menurutnya, isu nuklir Korut perlu perhatian dan penyelesaian dari segenap dunia internasional. Sebab kecaman dan sanksi ternyata belum cukup ampuh menghentikan tindakan provokatif Pyongyang.
"Jadi kami mencoba untuk mendorong sebanyak mungkin opsi diplomatik yang bisa kami lakukan," ujar Haley.
Korut kembali meluncurkan rudal balistik pada Jumat (15/9) pagi waktu setempat. Rudal tersebut melintasi Jepang dan jatuh di laut lepas Hokkaido. Berdasarkan pemantauan militer Korsel rudal tersebut ditembakan Korut dari Sunan, sebuah distrik di dekat Bandara Internasional Pyongyang. Rudal mencapai ketinggian 770 kilometer dan menempuh jarak 3.700 kilometer.
Dengan ketinggian dan jarak tempuh yang berhasil dicapai rudal ini, pangkalan dan basis militer AS di Pasifik, yakni Guam, telah berada dalam jangkauan rudal Korut. Sebab jarak antara Pyongyang dan Guam hanya sekitar 3.400 kilometer. Guam merupakan target yang sempat hendak diserang Pyongyang namun ditunda eksekusinya oleh Kim Jong-un.