REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Jumlah wilayah yang mengalami kekeringan di Provinsi Jawa Timur terus berkurang setiap tahunnya dari sekitar 600 desa di tahun 2016 menjadi sekitar 400 desa di tahun 2017 ini.
"Dari 400 desa tersebut, saat ini sebanyak 200 desa sudah bisa tertangani dengan baik," kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf di Alun-Alun Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (17/9).
Saifullah mengatakan, beberapa desa yang sudah tertangani tersebut memiliki peluang untuk bisa dialiri air bersih di tahun-tahun yang akan datang. Menurut dia, baik itu mengaliri air bersih melalui sumur bor atau juga melalui cara yang lainnya.
Pria yang akrab dipanggil Gus Ipul ini mengatakan, saat ini memang ada beberapa daerah yang sulit untuk mendapatkan air bersih dan oleh karena itu akan dicarikan solusinya.
"Untuk solusi jangka pendek tentunya dengan pasokan air bersih dan untuk jangka panjang akan dicari cara supaya masyarakat bisa mendapatkan pasokan air bersih secara terus menerus, apakah lewat sumber air pegunungan melalui pipa atau membuat sumur bor," ujarnya.
Gus Ipul mengatakan, saat ini pihaknya memiliki anggaran dana yang digunakan untuk kondisi kegawatdaruratan yang berjumlah lebih dari Rp 100 miliar. Dana tersebut setiap tahunnya tidak habis dan siap digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Gus Ipul menambahkan, sejauh ini penanganan masalah kekeringan sudah bisa diatasi oleh pemerintah kabupaten dan juga dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. "Nantinya, kalau kami merasa membutuhkan bantuan, akan menghubungi kepada pemerintah pusat," katanya.