REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Muslim di Sri Lanka dibagi menjadi tiga kelompok etnis utama, yaitu Moor, Muslim India, dan Melayu. Masing-masing hidup dengan sejarah dan tradisi sendiri. Sebutan Moor diberikan oleh penguasa kolonial Portugis yang menggunakan kata Moro untuk mengidentifikasi orang Arab pada umumnya.
Moro membentuk hampir 92 persen dari total populasi Muslim di negara itu. Sebagian besar menganut mazhab Syafii. Nenek moyang mereka berasal dari para pedagang Arab yang telah menetap di Sri Lanka antara abad 8-15 M.
Menurut Tikiri Abeyasinghe dalam "Portuguese Rule in Ceylon, 1594-1612", pengikut pertama Muhammad di Sri Lanka adalah orang-orang Bani Hasyim yang diusir dari Saudi pada awal abad ke-8 oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Muslim Arab tiba di Sri Lanka sekitar abad 7-8, meskipun para pedagang Arab ada yang sudah mengenal Sri Lanka pada masa pra-Islam.
Dalam risalahnya, pelancong Arab termasyhur dari abad ke-14, Ibnu Batutah, mencatat berbagai pengaruh Arab di pulau ini. Kini, bahasa Arab tidak lagi digunakan, tetapi berbagai kosakata dan frasa masih digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Kedatangan Muslim dari India selama abad ke-19-20 turut memberi kontribusi terhadap keberagaman Islam di Sri Lanka. Khususnya, Muslim Pakistan dan India Selatan yang mengenalkan ajaran Syiah dan mazhab Hanafi ke pulau ini. Nenek moyang Muslim India ini berasal dari kalangan imigran yang datang mencari peluang bisnis selama periode kolonial.
Mayoritas dari mereka berasal dari Tamil Nadu dan Kerala. Komunitas Ahmadiyah juga masuk ke Sri Lanka pada 1915. Namun, komunitas Muslim lain menganggap Ahmadiyah sebagai agama non-Muslim yang terpisah. Mayoritas Muslim Sri Lanka tetap Suni.
Tak kalah penting adalah keberadaan komunitas Muslim Melayu. Konon, orang-orang Melayu mulai datang ke Sri Lanka pada abad ke-13 lewat ekspansi seorang raja dari Semenanjung Melayu. Raja bernama Chandra Bhanu ini berkuasa selama 50 tahun di bagian utara Sri Lanka.
Dilansir dari Sri Lanka Heritages, sebagian besar imigran Melayu awal adalah tentara, yang dikirim pemerintah kolonial Belanda dan memutuskan untuk menetap di pulau itu. Imigran lain adalah kaum eksil dan anggota keluarganya yang diasingkan ke Sri Lanka dan tidak kembali lagi ke tanah air.