Jumat 22 Sep 2017 19:31 WIB

Pasar Klewer Timur Mulai Dibongkar

Rep: Andrian Saputra/ Red: Fernan Rahadi
Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Pemerintah Kota Solo memulai pembongkaran pasar Klewer Timur Jumat (22/9) siang. Pembongkaran dilakukan menyusul rencana Pemkot Solo untuk memperbaiki pasar tersebut. 

Sebab itu, Pemkot Solo pun telah memindahkan seluruh pedagang Klewer Timur ke Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Untuk sementara waktu pedagang pindah berjualan ke Alun-Alun Utara Keraton Solo hingga perbaikan pasar Klewer selesai.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Subagiyo menargetkan pembongkaran pasar Klewer Timur selesai dalam dua pekan ke depan. Dia mengungkapkan nilai lelang pembongkaran pasar Klewer Timur mencapai Rp 260 juta atau melampaui perkiraan sebelumnya sebesar Rp 200 juta. 

“Lelangnya pembongkarannya sudah selesai. Sekarang sedang pembongkaran sampai 15 hari ke depan,” kata Subagiyo di Balai Kota Solo pada Jumat (22/9) siang.

Terdapat sekitar 546 kios di Pasar Klewer Timur yang akan diperbaiki. Subagiyo optimistis perbaikan pasar Klewer Timur bisa selesai sesuai target yang telah ditetapkan yakni pada akhir Desember mendatang.

Pemkot Solo pada awalnya membidik BUMN melalui dana CSR-nya agar dapat mendanai proyek revitalisasi pasar Klewer tersebut. Namun akhirnya berubah setelah Kementerian Perdahangan melalui dana tugas oembantuan mengucurkan anggaran untuk perbaikan Pasar Klewer Timur sebesar Rp 48 miliar. 

Sebagai konsekuensinya, perbaikan Pasar Klewer Timur pun harus sudaah selesai akhir tahun ini. "Pasar Klewet Timur ini dibangun dua lantai kami upayakan pengerjaannya sesuai skenario," katanya. 

Terpisah, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Klewer Timur Sutarso berharap perbaikan pasar Klewer Timur tak berlangsung lama. Ia memastikan seluruh pedagang telah pindah ke alun-alun utara Keraton Solo. Selama berada di pasar darurat itu, pedagang tak dikenakan retribusi pelayanan dan kebersihan harian sebesar Rp 500 per meter persegi area berjualan. "Kalau sudah selesai revitalisasinya, pedagang siap kembali lagi," katanya. 

Sebelumnya, sejumlah pedagang pasar Klewer Timur, Solo mengeluhkan kondisi pasar darurat di Alun Alun Kidul yang gersang, panas, dan berdebu. "Di sini panas dan sangat berdebu, jadi pembeli pasti juga kurang nyaman," kata salah satu pedagang, Erma, saat ditemui di lokasi pasar darurat di Solo, Rabu (20/9).

Selain itu, ia juga mengeluhkan listrik yang belum tersambung. Meski demikian, dari petugas Dinas Perdagangan menjanjikan bahwa hari ini listrik akan segera dihidupkan. Mengenai pembangunan pasar Klewer Timur yang saat ini sedang dikebut oleh pemerintah, pihaknya berharap agar pasar segera jadi dan bisa dioperasikan oleh para pedagang. "Dengan begitu kan lebih nyaman, kalau begini menjadi kurang nyaman," katanya yang melakukan relokasi sejak dua hari lalu.

Senada, Yulia mengatakan saat ini banyak pelanggan yang belum mengetahui lokasi toko miliknya sehingga sejak dua hari lalu ia mengalami penurunan omzet. "Tetapi saya mulai kasih tahu para pelanggan, biar mereka tidak bingung. Mudah-mudahan pelanggan juga membiasakan diri dengan tempat yang baru ini," katanya.

Pedagang lain, Rati mengatakan sebelum pindah di pasar relokasi, ia sudah memberitahukan kepada pelanggan dimana akan pindah sehingga pelanggannya yang kebanyakan tengkulak tidak kebingungan. "Kan beberapa hari sebelumnya sudah ditandai los-los yang ada di sini sesuai dengan nama para pedagang. Alhamdulillah saya dapat tempat di dekat pohon besar, jadi lebih sejuk," katanya.

Sejauh ini, ia mengaku bisa menerima kebijakan pemerintah terkait relokasi pasar darurat tersebut karena sifatnya hanya sementara. "Kalau rencana pemkot kan hanya enam bulan pembangunannya, tidak sampai satu tahun jadi tidak terlalu lama," katanya yang mengaku tidak dikenai biaya apapun saat menempati pasar darurat tersebut.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement