REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebagian petani di selatan Kabupaten Sukabumi mulai bersiap-siap menanam padi. Hal ini menyikapi mulai turunnya hujan dalam beberapa hari terakhir. "Di awal musim penghujan ini, sebagian petani mulai bersiap tanam padi," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Dedah Herlina kepada Republika.co.id Rabu (27/9).
Dia mengatakan, para petani melihat kondisi cuaca yang mulai mendukung untuk penanaman padi yang ditandai dengan turunnya hujan. Menurut Dedah, petani berharap agar intensitas hujan ini berlangsung cukup lama. Fenomena ini lanjut dia akan menyelematkan belasan hektare areal lahan pertanian yang mengalami kekeringan beberapa waktu lalu.
Data Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi menyebutkan terdapat sebanyak 287 hektare lahan pertanian yang terdampak kekeringan. Ratusan hektare lahan yang terdampak kekeringan berada di empat kecamatan yakni Ciemas, Cimanggu, Cisolok, dan Cikembar.
Sementara itu ada dua kecamatan yang lahan pertaniannya terancam kekeringan yakni Waluran dan Palabuhanratu. Total luas pertanaman padi sawah di enam kecamatan itu seluas 820 hektare.
Menurut Dedah, lahan yang terdampak kekeringan tidak terlalu banyak. Keadaan ini disebabkan para petani sudah melakukan antisipasi menjelang kemarau dengan tidak menanam padi sesuai informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Dampaknya, dia mengatakan, sebagian lahan pertanian dibiarkan kosong sambil menunggu turunnya hujan.
Namun ada sebagian petani yang nenanam padi dan mengalami kekeringan. Rinciannya, ungkap Dedah, kekeringan tingkat ringan seluas 41 hektare, kekeringan sedang seluas 206 hektare, dan kekeringan berat sebanyak 40 hektare.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan mengatakan, sebagian wilayah selatan Sukabumi sudah diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir. "Bahkan pada Selasa hujan hampir semalam suntuk," terang dia.
Sahlan mengatakan, turunnya hujan disambut positif para petani di selatan Sukabumi. Pasalnya, sebagian besar lahan pertanian di Sukabumi merupakan sawah tadah hujan atau tergantung dari turunnya hujan.
Selama ini Sahlan menyebut para petani mengalihkan jenis tanamannya ke palawija seperti papaya, jagung, dan kedelai. Hal ini lanjut dia untuk menyiasati datangnya musim kemarau yang berdampak pada sulitnya pasokan air.
Sahlan berharap, para petani bisa menanam padi dengan pasokan air yang cukup. Sehingga lanjut dia perkembangan tanaman padi bisa tumbuh dengan baik dan terhindar dari serangan organisme penganggu tanaman (OPT).