REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyampaikan, pemerintah tengah melakukan inventarisasi sarana infrastruktur yang terdampak bencana Gunung Agung di Bali. Di antaranya yakni, jalan nasional sepanjang 61 km yang diprediksi juga terdampak.
"Kami inventarisasi sarana infrastruktur mana yang akan berdampak. Ada sumur bor, mata air, embung, pipa transmisi. Makanya kami siapkan peralatan berat, eskavator, dam truk, tanki air, derigen 10 liter, geobag, site pile, sabo dam, kata Basuki di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (28/9).
Inventarisasi sarana infrastruktur ini disebutnya telah dilakukan, di antaranya di desa-desadi Karangasem. Sebab, Kabupaten Karangasem merupakan wilayah yang paling terancam erupsi Gunung Agung.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan, wilayah yang terdampak erupsi Gunung Agung mencapai 12 km. Namun, sekitar 64 desa di Karangasem sendiri disebutnya masih dalam kondisi aman.
"Saya katakan maksimum terdampak oleh letusan itu di luar debu ya, hanya 12 kilometer. Masih ada 64 desa dari 78 desa Karangasem sendiri masih aman. Jadi jangan dipikirkan ini dahsyat betul sehingga menjadi semacam ancaman bagi pariwisata dan kehidupan masyarakat Bali," ujar Pastika.
Lebih lanjut, Pastika mengatakan, pemerintah juga berupaya untuk meminimalisasi kerugian dari dampak bencana Gunung Agung ini, baik terkait keselamatan masyarakat, hewan, maupun harta benda. Hingga saat ini, total jumlah pengungsi dilaporkan mencapai 122 ribu orang.