Jumat 29 Sep 2017 17:03 WIB

Aksi 299 Tolak Perppu Ormas, Istana: Ajukan Judicial Review

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Kepala Staf Presiden Teten Masduki (kiri).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Kepala Staf Presiden Teten Masduki (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi demonstrasi yang digelar di depan Gedung DPR/MPR hari ini menuntut agar DPR menolak Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 2 Taun2017 tentang Organisasi Masyarakat atau Perppu Ormas. Menanggapi aksi tersebut, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Teten Masduki optimistis, DPR justru akan menyetujui Perppu tersebut menjadi Undang-Undang.

"Sampai sekarang kami optimistis karena memang ini yang harus kita lakukan," jelas Teten di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Jumat (29/9).

Teten menegaskan, Perppu Ormas yang diterbitkan bukan untuk memberantas ataupun membatasi demokrasi di Indonesia. Namun, perppu ini dibutuhkan untuk menjaga asas-asas demokrasi, pluralisme, serta kebhinekaan.

Pemerintah, kata dia, perlu mengambil sikap tegas terkait bahaya radikalisme dengan diterbitkannya Perppu Ormas ini. Karena itu, ia juga berharap agar DPR sejalan dengan maksud pemerintah.

"Saya kira DPR juga tahu mungkin sebagian besar masyarakat kita supaya kita tetap negara ini aman, negara ini tetap menjunjung asas-asas demokrasi, prulalisme, kebhinekaan. Saya kira perppu itu dibutuhkan," ujar dia.

Pihak Istana pun meminta agar ormas yang menolak diterbitkannya Perppu Ormas agar menempuh jalur judicial review di Mahkamah Konstitusi (MK). "Ya perppu kan kalau memang tidak dikehendaki, kalau sebagian dari merekakeberatan ya mekanismenya tinggal ke MK, silakan saja," tambah Teten.

Aksi demonstrasi yang dilakukan siang ini di depan Gedung DPR MPR menuntut agar DPR menolak Perppu Ormas lantaran dinilai sebagai bentuk tindakan otoriter pemerintah. Selain itu, aksi ini juga menuntut agar DPR menolak kehadiran PKI yang dinilai telah menyusup ke parlemen hingga Instansi Negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement