REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menyelidiki bentrokan yang menyebabkan dua orang pendekar meninggal dunia di Surabaya pada Ahad (1/10) dini hari.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Muhammad Iqbal menjelaskan, bentrokan itu terjadi antara suporter Persebaya yang akrab disebut Bonek dengan sejumlah anggota sebuah kelompok perguruan silat.
"Kelompok perguruan silat ini ada kegiatan di Gresik, sedangkan bonek baru saja menyaksikan pertandingan Persebaya melawan Persigo Semeru FC di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya. Kedua kelompok ini berpapasan di Jalan Tambak Osowilangon Surabaya pada Sabtu malam, sekitar pukul 23.00 WIB," ujarnya.
Polisi, menurut Iqbal, berhasil membubarkan bentrok saat massa bonek dan sejumlah anggota perguruan silat ini bersinggungan di Jalan Tambak Osowilangon Surabaya. Namun, ternyata massa bonek kemudian melakukan penghadangan terhadap iring-iringan anggota perguruan silat saat melintas di Jalan Raya Balongsari Surabaya.
"Saat itu sudah pukul 00.30, Minggu dini hari. Massa bonek membakar satu unit sepeda motor yang menyebabkan dua orang anggota perguruan silat meninggal dunia," katanya.
Dua korban tersebut diketahui bernama Eko Ristanto, usia 25 tahun, warga Tlogorejo, Kepuh Baru, Bojonegoro, serta Aris, usia 20 tahun, warga Simorejosari, Bojonegoro. Iqbal menyatakan sedang melakukan penyelidikan perkara ini.
"Di antaranya siang hari ini juga kami sudah mengundang koordinator bonek di seluruh tingkat kecamatan se-Surabaya untuk datang ke Polrestabes Surabaya," katanya.
Mantan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya ini meyakini dengan mengundang seluruh kordinator lapangan bonek se-Surabaya akan dapat menemukan pelaku yang menyulut bentrokan hingga menyebabkan dua orang meninggal dunia.
"Pertemuannya nanti siang pukul 14.00 WIB. Tidak cuma koordinator bonek, dari pihak perguruan silat juga kami minta datang ke Polrestabes Surabaya siang ini," ucapnya.