REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bencana tanah longsor seiring intensitas hujan yang kian tinggi.
"Kami sudah membuka posko 24 jam di Kantor BPBD Kota Semarang. Begitu ada laporan atau informasi bencana, personel kami siap meluncur," kata Kepala BPBD Kota Semarang Agus Harmunanto di Semarang, Selasa (3/10).
Diakuinya, kondisi topografi Kota Semarang yang memiliki dataran tinggi dan dataran rendah memang memiliki potensi bencana tanah longsor, terutama di wilayah yang berbukit-bukit. Beberapa hari ini, kata dia, sudah terjadi kejadian tanah longsor di sejumlah titik seiring intensitas hujan yang kian meningkat memasuki musim hujan, namun tidak ada laporan korban jiwa.
Menurut dia, Kota Semarang sudah membentuk Kelurahan Siaga Bencana (KSB) yang ada di setiap kelurahan dengan keberadaan relawan yang siap siaga begitu ada kejadian bencana alam. "Dari 177 kelurahan yang ada di Kota Semarang, sudah ada 54 KSB, terutama di daerah-daerah yang rawan bencana alam, seperti tanah longsor maupun banjir sesuai kondisi daerahnya," katanya.
Ia menjelaskan karakteristik dari 54 KSB memang berbeda-beda, seperti di Tembalang, Gunungpati, Ngaliyan yang merupakan dataran tinggi sehingga berpotensi rawan bencana tanah longsor. "Kalau di Tanjung Mas, Kaligawe, Sawah Besar berbeda karena daerah rawan banjir, demikian pula dengan wilayah yang rawan kekeringan. Namun, KSB ini sudah dibekali kemampuan penanggulangan bencana," katanya.
Selain tanah longsor, Agus mengatakan potensi bencana alam yang bisa terjadi selama musim hujan adalah banjir, terutama dengan banyaknya pembangunan sarana prasarana yang belum rampung. "Minggu (1/10) malam lalu, curah hujan kan cukup tinggi, ditambah rob atau air pasang dari laut yang mengakibatkan kawasan Kaligawe dan sekitarnya mengalami banjir," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, diperparah dengan adanya pembangunan infrastruktur yang belum selesai, seperti proyek jembatan di Tlogosari yang membuat aliran sungai terhambat. "Ya, kami minta masyarakat tetap waspada dengan potensi bencana alam selama musim hujan. Apalagi, perubahan cuaca sekarang ini cenderung tidak bisa diprediksi," ujarnya.