REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya pengerjaan tiga proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total kapasitas 4.000 Mega Watt (MW) di Desa Terate, Kecamatan Kerawatwatu, Kabupaten Serang, Banten, Kamis (5/10). Tenaga listrik yang akan dihasilkan tiga PLTU tersebut diproyeksikan dapat mendukung pasokan di Jawa dan Bali.
"Listriknya bisa dipakai untuk pabrik-pabrik. Tapi yang lebih penting lagi anak-anak bisa belajar malam hari," kata Presiden.
Acara peresmian tersebut juga dihadiri oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Direktur Utama PLN Sofyan Bashir. Jokowi mengaku, tiga tahun lalu, setiap kali melakukan kunjungan ke daerah, ia kerap kali mendapat keluhan soal listrik yang kerap mati. Tapi sekarang, menurut Presiden, keluhan-keluhan tersebut sudah jarang ia dapatkan.
"Artinya kerja ngebut yang telah dilakukan PLN hasilnya sudah mulai dirasakan masyarakat. Meskipun pembangkit-pembangkit listrik yang sedang proses pengerjaan juga masih banyak." ujarnya.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan, tiga pembangkit yang hari ini diresmikan pengerjaannya yakni PLTU Independent Power Producer (IPP) Jawa 7, PLTU IPPJawa 9 dan PLTU IPP Jawa 10. Jika ditambah dengan PLTU IPP Banten yang baru saja selesai dibangun, maka akan ada 4,8 juta rumah tangga baru yang akan teraliri listrik.
"Jumlah 4,8 juta rumah tangga itu sama dengan delapan persen dari total pelanggan PLN," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Sofyan Bashir menjelaskan, PLTU IPP Jawa 7 dirancang akan memiliki kapasitas sebesar 2.000 MW. Pembangkit ini menggunakan teknologi ultra super critical yang ramah lingkungan demi mendukung target PLN menurunkan kadar emisi hingga 23 persen di tahun 2026.
PLTU IPP Jawa 7 dikembangkan oleh konsorsium Shenhua Guohua dan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi. Proyek dengan nilai investasi Rp 35 triliun ini ditargetkan dapat selesai pada 2020.
Adapun PLTU IPPJawa 9 dan 10 akan memiliki total kapasitas 2.000 MW. Pembangunan dua pembangkit ini merupakan perluasan dari PLTU Suralaya 1 sampai 8 yang memiliki kapasitas sebesar 2.000 MW. Dikerjakan oleh konsorsium dari PT Indonesia Power dan Barito Wahana Lestari, PLTU IPP Jawa 9 dan 10 memiliki nilai investasi Rp 46 triliun.