Jumat 06 Oct 2017 01:52 WIB

Sekolah Dasar di Belanda Tutup karena Aksi Mogok

Murid Belanda belajar di kelas.
Foto: ABC
Murid Belanda belajar di kelas.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Sebagian besar Sekolah Dasar (SD) di Belanda akan tutup pada Kamis (5/10) atau Jumat (6/10) WIB, meliburkan lebih dari satu juta anak-anak, karena para guru melakukan aksi mogok untuk menuntut bayaran lebih banyak dan kondisi kerja yang lebih baik.

Sekitar 90 ribu guru berpartisipasi dalam aksi mogok kedua guru SD di Belanda yang pernah diadakan sejak 1980-an. Sekitar 90 persen dari semua SD diperkirakan tetap tutup.

"Gaji kami hampir tidak naik dalam sepuluh tahun terakhir, sementara pekerjaan yang kami lakukan semakin sulit," demikian guru berusia 37 tahun, Bart Audenaerd seperti dilansir Reuters.

Tindakan para guru tersebut mencerminkan frustasi yang meningkat di kalangan pekerja pada salah satu sektor ekonomi terkuat di Eropa, yang merasa tertinggal karena percepatan pertumbuhannya belum diimbangi dengan kenaikan upah.

Para guru SD, beberapa di antaranya diwakili oleh serikat pekerja, telah meminta suntikan dana pengeluaran pemerintah sebesar 1,4 miliar euro atau 1,65 miliar dolar AS untuk menyeimbangkan gaji mereka dengan guru sekolah menengah.

Hal tersebut juga akan memungkinkan para guru untuk menghabiskan lebih sedikit waktu mengurusi tugas administratif. Guru SD rata-rata mendapatkan 20 persen gaji lebih rendah dari rekan mereka di sekolah menengah, sementara upah maksimal mereka sekitar lebih rendah dari 1.000 euro per bulan.

Aksi mogok para guru terjadi saat Perdana Menteri Mark Rutte berusaha menutup lebih dari 200 hari perundingan koalisi pemerintah, dengan menjanjikan dana pengeluaran ekstra pemerintah mendekati 800 juta euro kepada para guru.

Namun hal tersebut tidak cukup untuk memenuhi tuntutan para guru, yang diperkirakan akan mengambil tindakan lebih lanjut, menurut organisator aki mogok Jan van der Ven. "Kami bermaksud melakukan aksi mogok selama dua hari pada November, jika perlu, dan saya mengharapkan setidaknya tiga perempat dari semua sekolah agar bergabung kembali," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement