REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saay ini setidaknya ada 28 Juta penduduk prasejahtera dimana 70 persen diantaranya adalah perempuan. Mayoritas dari mereka ini berada di daerah suburban dan aktif sebagai pelaku usaha
kecil dan mikro.
Layaknya Antinah (45 tahun). Ia tinggal di salah satu desa tertinggal, yang jauh dari berbagai akses sumber daya, yaitu di wilayah Tenjo perbatasan antara Bogor dan Tangerang. Salah satu tersebut adalah kesulitan akan akses keuangan di perbankan formal misalnya, membuat Antinah tidak mampu hidup dengan keadaan ekonomi yang mapan bahkan merasa kesulitan untuk mencukupi berbagai kebutuhan keluarga sehari-hari.
Apalagi Antinah sangat membutuhkan suntikan modal untuk usaha rumahanya, yaitu membuat bakul. Namun memang, tidak adanya jaminan membuatnya sulit untuk bisa mendapatkan akses perbankan konvensional. Ditambah lagi, jarak bank dengan tempat tinggalnya sangat jauh. Lebih dari 15 kilometer. Makah yang dapat ia lakukan saat ia merasa kesulitan modal usaha, adalah meminjam ke retenir dengan bunga yang cukup tinggi.
Hingga pada akhirnya, ia mendapatkan bantuan modal dari salah satu fintek yaitu Amartha. Salah satu pionir peer to peer lending platform yang menghubungkan investor urban dengan masyarakat unbanked di berbagai pelosok pedesaan. Amartha yang kini telah terdaftar dan diawasi oleh OJK terus fokus untuk mendorong masyarakat akar rumput agar makin tumbuh dan berdaya, sehingga mampu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ekonomi bangsa.
Modal usaha yang Antinah dapatkan lantas ia gunakan sepenuhnya untuk mengembangkan usaha rumahan miliknya tersebut. “Alhamdulillah, ibu dibantu sama Amartha, jadi uangnya bisa buat modal usaha ibu, ibu bisa buat lebih banyak boboko (Bahasa sunda dari bakul),” ujar Atniah bahagia.
Antinah memilih memiliki usaha sendiri supaya tidak bergantung kepada suami. Ia juga ingin membantu meningkatkan kehidupan keluarga.
Antinah pertama kali mengenal Amartha dari tetangganya. Antinah merasa, pembiayaan dari Amartha sangat membantu untuk modal produksi boboko. “Saya lebih produktif dan penghasilan mingguan saya meningkat sebesar 50 persen setelah bergabung di Amartha,” kata Antinah.
Antinah berharap, agar usaha rumahannya ini dapat terus berkembang dan mampu bertahan di tengah gempuran zaman yang semakin modern. Ia bercita-cita, agar kelak usahanya ini dapat dilanjutkan oleh sang buah hati.