REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Rektorat Universitas Riau menyatakan akan menanggung seluruh biaya pengobatan untuk mahasiswa yang terluka dalam insiden bentrokan sesama mahasiswa fakultas teknik dengan fakultas ilmu sosial dan politik dikampus itu pada 5 Oktober lalu.
"Untuk perawatan dan pengobatan dari Universitas Riau akan menanggung biayanya. termasuk yang dirawat jalan di rumah sakit Universitas Riau," kata Rektor Universitas Riau (UR) Prof. DR. Aras Mulyadi pada konfrensi pers di Aula Pasca Sarjana Universitas Riau (UR), Pekanbaru, Sabtu (7/10).
Sebelumnya, dua kelompok mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) dengan Fakultas Teknik UR saling baku hantam usai upacara wisuda pada Kamis (5/10). Bentrokan terjadi dua kali, yang paling parah terjadi pada malam hari karena mahasiswa merusak pos sekuriti dan membakar papan karangan bunga ucapan wisuda yang berjejer di jalan masuk kampus FISIP.
Terkait korban, dia mengatakan ada dua mahasiswa yang kini masih dirawat di rumah sakit swasta di Pekanbaru, yakni di RS Awal Bros dan RS Aulia. Korban mengalami patah pada kakinya. Kemudian 15 mahasiswa lainnya hanya rawat jalan di rumah sakit UR. Sehingga total ada 17 mahasiswa yang terluka akibat insiden bentrokan usai wisuda di perguruan tinggi negeri itu.
Ia menambahkan, atas kejadian itu pihak rektorat sangat menyesalkan terjadinya bentrokan sesama mahasiswa UR. Untuk mencegah terjadinya bentrok lanjutan, pihak rektorat meliburkan mahasiswa FISIP dan Fakultas Teknik selama seminggu sejak 6 Oktober lalu.
Rektorat memerintahkan kedua fakultas yang bertikai untuk berkonsolidasi mulai dari pimpinan, dosen dengan mahasiswa yang melibatkan unsur kemahasiswaan, untuk menjaga kondusifitas di masing-masing fakultas.
Pihak rektorat juga melakukan mediasi kedua fakultas, untuk berdamai dan membentuk tim pencari fakta (TPF) untuk menginvestigasi penyebab mulai dari saat kejadian hingga setelah bentrokan.
Penyebab bentrokan tersebut dipicu konvoi mahasiswa teknik yang masuk ke dalam area kampus FISIP sehingga dinilai mengganggu ketertiban. Karenanya, pihak rektorat kini melarang setiap kegiatan konvoi diarea kampus UR.
"Maka rektorat tidak memperbolehkan lagi adanya konvoi yang sebetulnya hanya meluapkan euforia. Masih banyak cara lain yang tidak mengganggu, maupun menyenggol kegiatan lainnya di dalam kampus," kata Arus Mulyadi.