REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Minna Padi Investama Sekuritas menyatakan, proses mengakuisisi PT Bank Muamalat Tbk belum sepenuhnya selesai. Pasalnya, bank syariah pertama di Indonesia itu masih mempersiapkan segala hal sebelum menerbitkan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Direktur Utama Minna Padi Djoko Joelijanto pun menyatakan, belum bisa memastikan apakah dana yang digunakan untuk mengakusisi Muamalat sepenuhnya dari perusahaan atau mengajak investor lain. "Mohon maaf kami belum bisa komentar karena semua masih dalam proses," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin, (9/10).
Sebelumnya, Minna Padi telah menyatakan akan menjadi pembeli siaga dalam HMETD yang diterbitkan Muamalat. minna Padi tertarik membeli 51 persen saham dengan menyiapkan dana sekitar Rp 4,5 triliun.
Rencana itu pun disambut baik oleh banyak pihak. Bahkan Ketua Badan Pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira menyatakan, momen tersebut merupakan pendorong majunya perbankan syariah di Tanah Air.
Dirinya juga membantah, pernyataan dibelinya Muamalat oleh Lippo Group. "Tidak ada kaitannya sama sekali dengan Lippo Group," tegas Anggawira.
Ia menyebutkan, Minna Padi merupakan milik pengusaha muda Muslim asal Palembang bernama Setiawan Ichlas. Maka, Anggawira meyakini Muamalat akan tetap pada khitahnya sebagai sarana perjuangan umat Islam terutama dalam pembangunan perekonomian yang berlandaskan syariah.