REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Ketergantungan Pakistan terhadap AS terkait militer dan yang lainnya, kini telah berakhir. Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Pakistan, Shahid Khaqan Abbasi, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Arab News. "Jika satu sumber mengering, kita tidak punya pilihan kecuali pergi ke sumber lain," kata Abbasi.
Ia menambahkan, sebagian besar senjata yang digunakan militer Pakistan berasal dari AS selama bertahun-tahun. Tapi saat ini Pakistan mulai membuka sistem dari Cina dan Eropa. "Baru-baru ini, untuk pertama kalinya kami memperkenalkan helikopter serang dari Rusia. Jadi sekarang lebih beragam," jelas dia.
Abbasi, yang menjadi perdana menteri pada Agustus lalu untuk menggantikan Nawaz Sharif yang menjadi tersangka, mengatakan Pakistan merasa khawatir mengenai kebijakan baru Donald Trump di Asia Selatan.
Trump telah menuduh Pakistan menyimpan teroris dan memberi mereka perlindungan, yang kemudian menyebabkan ketidakstabilan di Afghanistan.
Menurutnya, pernyataan Trump itu menimbulkan tanda tanya mengenai bagaimana sebenarnya hubungan antara AS dan Pakistan. Ia bahkan sempat menyampaikan kekhawatirannya ini kepada Wakil Presiden AS Mike Pence, dalam sidang Majelis Umum PBB di New York bulan lalu.
"Bagaimanapun kekhawatiran mereka, kami telah menunjukkan kesediaan kami untuk mengatasi masalah tersebut," kata Abbasi.
Islamabad secara kategoris telah menegaskan tidak menyediakan tempat berlindung bagi siapa pun. Negara ini memiliki tujuan bersama yaitu menghancurkan teror dan membawa perdamaian ke Afghanistan.
"Sebagian besar wilayah yang berbatasan dengan Pakistan dikendalikan oleh Taliban. Orang-orang yang kami perangi di Pakistan saat ini memiliki tempat-tempat suci di Afghanistan, kepemimpinan mereka tinggal di sana, perencanaan dilakukan di sana, basis logistik ada di sana, dan mereka secara teratur melintasi perbatasan dan menyerang instalasi kami," jelasnya.
Abbasi mengatakan, Pakistan menginginkan perdamaian di Afghanistan melalui sebuah solusi yang digagas oleh warga Afghanistan sendiri. Pakistan memperingatkan, keinginan Washington untuk melibatkan India dalam urusan ini akan sangat merugikan. "Kami tidak percaya melibatkan India ke dalam hubungan Pakistan-AS akan membantu menyelesaikan apapun, terutama di Afghanistan, kita tidak melihat peran India," tutur Abbasi.
Abbasi mengungkapkan, dia ingin dunia mengakui upaya Pakistan dalam memerangi perang dengan teror. Pakistan bahkan mengalami kerugian 120 miliar dolar karena teror dan telah mengerahkan 200 tentara untuk memerangi teror. "Tidak ada yang lebih fokus berperang melawan teror daripada kami, dengan menggunakan sumber daya kami sendiri," katanya.