Jumat 13 Oct 2017 13:48 WIB

Djarot akan Bereskan Semua Surat Hingga Dini Hari

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Esthi Maharani
Warga melintas diantara karang bunga yang berisi ucapan terima kasih kepada Basuki Tjahaya Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Warga melintas diantara karang bunga yang berisi ucapan terima kasih kepada Basuki Tjahaya Purnama dan Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Djarot Saiful Hidayat akan segera mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta pada 15 Oktober. Dia ingin, semua surat yang perlu ditandatangani dibereskan pada Jumat (13/10). Mantan wali kota Blitar itu mengaku tak ingin ada beban tanggungan di akhir masa jabatannya. Hari Sabtu dan Ahad, dia tak mau ada lagi urusan surat menyurat yang terkait jabatannya sebagai orang nomor satu di DKI.

"Jumat ini saya akan selesaikan semua surat-surat yang perlu keputusan segera," kata Djarot.

Politikus PDIP ini memerintahkan ajudannya untuk membawa pulang semua berkas yang perlu diteken. Djarot ingin menyelesaikan semuanya di rumah dinas gubernur di Jalan Taman Suropati Nomor 7 karena dianggap lebih efektif.

"Kalau di kantor itu maaf nggak bisa terus ya, kadang ada tamu, ada foto-foto, saya minta rapikan, habis salat Jumat beresin semuanya," ujar dia.

Djarot menambahkan, dirinya kerap menyelesaikan dokumen-dokumen yang harus ditandatangani itu di rumah dinasnya. Bahkan, tak jarang Djarot harus begadang untuk menyelesaikannya.

"Sampai pagi biasanya, saya biasanya rata-rata sampai jam setengah dua pagi (02.00 WIB)," katanya.

Djarot akan mengakhiri jabatannya pada tanggal 15 Oktober 2017. Akhir itu sekaligus memungkasi satu periode kepemimpinan di DKI (2012-2017) yang diisi Jokowi, Ahok dan Djarot. Periode 2017-2022 akan dijabat oleh Anies-Sandi sebagai pemenang Pilkada DKI 2017.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement