REPUBLIKA.CO.ID, Masjid Saleh menjadi kebanggaan masyarakat Yaman. Dibangun dengan biaya mencapai 60 juta dolar, masjid yang berlokasi di distrik al Sabaeen ini mulai difungsikan sejak tahun 2008 silam. Di antara beragam fasilitas penunjangnya mencakup lembaga kajian Alquran, pendidikan agama, pusat keislaman, hingga media elektronik.
Nama masjid diambil dari nama pemimpin negara itu, Ali Abdullah Saleh. Selain menyajikan arsitektur menawan yang mengombinasikan gaya modern dan tradisional Yaman, filosofi maupun semangat yang ingin dimunculkan dalam pembangunan masjid juga sangat kuat.
Hal ini diungkapkan Dr Abdul Wahid al Anasi, direktur saluran televisi al Iman, yang berkantor di Masjid Saleh. Masjid hendaknya bisa menjadi pusat kegiatan umat, katanya, dikutip dari laman al-shorfa.
Pewujudan tujuan itu ditempuh melalui dakwah, pendidikan, kesehatan, pembinaan mental akhlak, dan sebagainya. Seluruh program diarahkan untuk mendorong upaya tadi. Masjid juga berperan agar secara aktif menyebarkan pesan moderasi dan pemikiran Islam dan meminimalisasi ajaran-ajaran radikal.
Pemerintah menekankan agar para ulama senantiasa menjelaskan nilai-nilai Islam yang toleran, saling menghargai, guna menghilangkan kesalahpahaman di sebagian kalangan. Pengelola masjid semakin gigih untuk membina aspek penguatan akidah, termasuk menyelenggarakan seminar dan pelatihan keagamaan. Tak jarang, sebagian peserta berasal dari kalangan luar negeri. Fokus utama tertuju pada generasi muda Muslim.
Kelompok ini ingin dilibatkan secara intens pada aktivitas dan program masjid. Menurut Abdul Wahid, dengan jiwa mudanya, mereka masih bersemangat memajukan taraf kehidupan masyarakat dan menjalankan syariat agama. Di sisi lain, mereka pun sangat rentan dipengaruhi ajaran radikal sehingga harus dibina akidahnya sejak dini.
Pada kesempatan terpisah, Syekh Hasan Abdullah al Sheikh, ketua hubungan antaragama Masjid Saleh, menambahkan, sejak diresmikan, pengurus masjid terus menggencarkan kegiatan sosial keagamaan. Selain untuk lebih mendekatkan umat dengan tempat ibadahnya, langkah itu bertujuan mempromosikan nilai-nilai Islam yang luhur. Antara lain mendorong prinsip wasathiya (pemikiran moderat, tengah-tengah), saling menghargai, serta harmonisasi antaragama.
Menurutnya, Islam juga menghendaki umat untuk mampu mengatasi persoalan-persoalan di tengah masyarakat, semisal kebodohan, kemiskinan, kesehatan, dan korupsi. Seperti dikutip dari kantor berita San'a, saat ini Yaman termasuk salah satu negara miskin di Timur Tengah. Kemiskinan yang menimpa sebagian warga dikhawatirkan menjadi pemicu timbulnya aneka problem sosial, radikalisme, dan kesehatan. Sejumlah kebijakan telah digulirkan pemerintah untuk mengatasinya, misalnya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di bidang lain, termasuk program pemberdayaan masjid.
Merujuk pada masa Rasulullah dan era keemasan Islam, masjid terbukti mampu menjalankan fungsi sosial keagamaan. Masjid menjadi pusat aktivitas umat Muslim dan membina segenap aspek kehidupan. Maka, pembangunan masjid kian diintensifkan sejak beberapa tahun terakhir. Baik yang dibiayai pemerintah atau swadaya masyarakat.