REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kriminolog sekaligus Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana, Gde Made Swardhana mengatakan warga pengungsi Gunung Agung perlu diberi rasa aman dan tidak sampai jenuh selama berada di pengungsian. Ini untuk meminimalisir lebih banyak warga kembali ke rumah mereka di zona merah atau kawasan rawan bencana (KRB).
"Mata rantai kesibukan warga di pengungsian jangan sampai diputus. Mereka bukan hanya makan dan tidur, tapi juga diberi aktivitas," kata Swardhana di Denpasar, Selasa (17/10).
Aktivitas untuk pengungsi, kata Swardhana membuat mereka tetap bisa berpenghasilan meski sudah meninggalkan desa masing-masing. Anak-anak difasilitasi untuk tetap bersekolah, ibu-ibu dan bapak-bapak tetap disibukkan bekerja.
Swardhana mencontohkan pengungsi di Sidemen yang sudah bosan dalam sepekan berada di pengungsian. Setelah diberikan aktivitas, seperti keterampilan membuat canang bagi pengungsi perempuan, keterampilan membuat kerajinan dari bambu, masyarakat pengungsi di sana menemukan kehidupan mereka sama seperti di rumah.