Selasa 17 Oct 2017 15:17 WIB

Duterte: Marawi Bebas dari Teroris

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Ledakan terjadi di Kota Marawi, Australia.
Foto: ABC News
Ledakan terjadi di Kota Marawi, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan Kota Marawi dibebaskan dari militan negara-negara pro-ISIS yang telah menguasai jantung kota selama 148 hari.

Seperti dilansir CNN Filipina, Selasa (17/10), Duterte memberikan pernyataan tersebut kepada tentara di kota Marawi. Ucapan Duterte juga disampaikan dalam pesan teks kepada wartawan oleh Sekretaris Komunikasi Presiden Martin Andanar.
 
"Dengan ini saya menyatakan Kota Marawi dibebaskan dari pengaruh teroris yang menandai dimulainya rehabilitasi Marawi," kata Duterte di Marawi.
 
Pengumuman Duterte ini menyusul kematian pemimpin teroris Omar Maute dan Isnilon Hapilon pada Senin di zona pertempuran utama Marawi, ibu kota provinsi Lanao del Sur, lebih dari 1.400 kilometer selatan Manila.
 
Duterte mengunjungi Marawi, sehari setelah dua pemimpin aliansi pemberontak tersebut tewas. Butuh waktu hampir lima bulan bagi pemerintah untuk mengalahkan kelompok Maute, yang telah menewaskan lebih dari 800 orang.
 
Sebanyak 162 tentara pemerintah dan 47 warga sipil tewas dalam pertempuran yang dimulai pada 23 Mei, mendorong Duterte untuk mengumumkan darurat militer di seluruh Mindanao. Orang-orang Maute juga menyandera dan memaksa sanderanya untuk melawan pasukan pemerintah.
 
Pastor Katolik yang diculik Chito Soganub dalam sebuah video pada 30 Mei mengatakan, para tawanan termasuk pekerja gereja, seorang profesor di Universitas Negeri Mindanao, guru dari Dansalan College Foundation Inc, tukang kayu, pembantu rumah tangga, anak-anak, pemukim Kristen, dan anggota suku.
 
Suganob berhasil diselamatkan pada 16 September di dekat Masjid Bato, salah satu benteng utama para teroris Maute.
Pada awal 29 Juni, Duterte mengatakan, pemberontakan tersebut mungkin akan berakhir hanya dalam hitungan hari.
 
Namun seiring berlalunya waktu, kian jelas pasukan pemerintah menghadapi musuh yang telah lama dipersiapkan untuk pertempuran tersebut. Militer menemukan uang dalam bentuk tunai dan cek, serta obat-obatan terlarang dan perlengkapan obat-obatan ilegal yang ditinggalkan oleh Maute. Militer juga menemukan terowongan di bawah kota.
 
Namun pada 1 September, 102 hari krisis Marawi, juru bicara Angkatan Bersenjata Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan operasi militer telah memasuki bagian akhir dan pertempuran diperkirakan akan semakin meningkat.
 
Baca juga,  Kapolri Pastikan 16  WNI di Marawi adalah Jamaah Tabligh.
 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement