Jumat 20 Oct 2017 04:27 WIB

PLN Diminta Siapkan Stasiun Pengisian Listrik untuk Mobil

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Petugas stan melakukan pengisian kendaraan mobil berbahan bakar listrik disalah satu stan saat acara LIKE (Learning, Innovation, Knowledge & Exhibition) di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (17/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas stan melakukan pengisian kendaraan mobil berbahan bakar listrik disalah satu stan saat acara LIKE (Learning, Innovation, Knowledge & Exhibition) di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rencana pengembangaan kendaraan berbasis listrik membuat permintaan akan listrik menjadi lebih tinggi ke depan. Menteri ESDM, Ignasius Jonan meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk bersiap diri dan mulai mengembangkan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).

Untuk tahap awal, menurut Jonan, PLN bisa bekerja sama dengan Pertamina agar bisa mendapatkan slot di tiap tiap SPBU yang dimiliki Pertamina. Ke depan, kata Jonan nantinya disetiap SPBU diharapkan terdapat satu nosel yang khusus untuk memenuhi kebutuhan para pemilik kendaraan listrik. "Nanti bisa kerja sama dengan Pertamina, ya minimal satu nosel per SPBU," ujar Jonan di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (19/10).

Jonan pun tak khawatir bahwa dengan adanya kendaraan listrik ini malah akan membebani PLN dalam menyediakan akses listrik. Jonan mengatakan, PLN bisa menggunakan kreativitas dan inovasinya untuk bisa menyediakan akses listrik dari berbagai sumber yang ada di Indonesia. "Kan ada batu bara, ada tenaga air, ada panas bumi. Ini bisa jadi bahan baku," ujar Jonan.

Pada 2018 mendatang, kata Jonan kendaraan listrik akan segera dipasarkan. Untuk itu, baiknya kata Jonan PLN sudah mulai menyiapkan apa yang menjadi tanggung jawab PLN.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement