Ahad 22 Oct 2017 00:14 WIB

Prosesi Terakhir untuk Sang Raja Tercinta

Rep: Marniati/ Red: Budi Raharjo
Suasana lokasi pemakaman kerajaan tempat mendiang Raja Bhumibol Adulyadej disemayamkan.
Foto: Sakchai Lalit/AP
Suasana lokasi pemakaman kerajaan tempat mendiang Raja Bhumibol Adulyadej disemayamkan.

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Raja Bhumibol Adulyadej Thailand meninggal pada 13 Oktober 2016. Lalu tubuhnya dipindahkan ke Istana Besar di Bangkok. Lebih dari 12 juta orang telah melakukan perjalanan ke sana untuk memberi hormat kepada Raja yang mereka cintai.

Dilansir dari straitstimes.com, Jumat (20/10), ritual terakhir akan berlangsung dari tanggal 25 Oktober sampai 29 Oktober, dengan kremasi yang sebenarnya terjadi pada 26 Oktober. Tempat pembakaran mayat kerajaan (Krematorium), yang dibangun di atas sebuah ladang bernama Sanam Luang di sebelah Grand Palace, merupakan representasi Gunung Meru, pusat alam semesta dalam kosmologi Budha dan Hindu.

Krematorium tersebut memiliki sembilan paviliun untuk menghormati raja kesembilan dinasti Chakri. Paviliun dilengkapi dengan patung-patung makhluk yang dipercayai oleh kerajaan seperti garuda, naga, gajah, kuda, sapi dan singa. Ada juga tokoh Khun Tongdaeng dan Khun Jocho, anjing Raja Bhumibol.

Untuk menghormati karya Raja terhadap pertanian Thailand, upacara dilengkapi dengan nasi dan juga model proyek pengendalian banjir. Kuning akan menjadi tema utama bunga yang dipajang, karena Thailand mengasosiasikan warna ini dengan hari Senin, hari kelahirannya.

Dalam tradisi Thailand kuno, tubuh bangsawan ditempatkan dalam posisi duduk di sebuah guci. Tapi tubuh Raja Bhumibol telah ditempatkan di sebuah peti mati. Guci kerajaan hanya digunakan sebagai simbol statusnya.

Guci kerajaan tersebut memiliki komponen terluar dari kayu berukir yang dilapisi lembaran emas dan cermin kecil, dan komponen dalam dilengkapi dengan besi dan dilapisi emas. Pada tanggal 26 Oktober, guci tersebut akan dibawa keluar dari Grand Palace dengan tandu sepanjang delapan meter dengan tiga tiang.

Dari tandu tersebut, guci akan dipindahkan keGreat Victory Chariot yang berusia dua abad. Kereta memiliki berat 13,7 ton dan perlu ditarik oleh 222 orang.

Setelah kereta memasuki Sanam Luang, guci itu kembali dipindahkan ke kereta api kerajaan, yang akan mengelilingi krematorium kerajaan tiga kali. Kereta tersebut terakhir digunakan pada tahun 1950 untuk kremasi saudara Raja Bhumibol, Raja Ananda Mahidol.

Begitu berada di dalam krematorium, komponen luar guci kerajaan akan dilepas, dan diganti dengan versi cendana. Ini terbuat dari pohon cendana dari Taman Nasional Kui Buri di Thailand tengah.

Kremasi simbolis akan berlangsung pada pukul 17.30 waktu setempat pada tanggal 26 Oktober, yang disaksikan beberapa tamu VIP termasuk Ratu Mathilde dari Belgia, Jigme Khesar Namgyel Wangchuck dari Bhutan, Pangeran Akishino dari Jepang, Gubernur Jenderal Peter Peter Cosgrove dan Presiden Singapura Halimah Yacob. Kremasi yang sebenarnya akan berlangsung pada pukul 10 malam waktu setempat pada hari yang sama.

Peninggalan dan abu Raja Bhumibol akan dikumpulkan pada pukul 8 pagi waktu setempat pada tanggal 27 Oktober dan akhirnya ditempatkan di Istana Besar, serta dua kuil Bangkok yakni Wat Rajabopit dan Wat Bowonniwet.

Delapan puluh lima replika krematorium kerajaan telah dibangun di seluruh Thailand, dengan setidaknya satu di setiap provinsi. Upacara akan dilakukan pada replika ini bertepatan dengan acara sebenarnya di Bangkok. Di lokasi ini dan lainnya di seluruh dunia, masyarakat akan menawarkan bunga cendana -barang buatan tangan tradisional yang digunakan dalam minuman keras Thailand sebagai penghormatan kepada Raja Bhumibol.

Sementara itu, Raja Maha Vajiralongkorn, putra tunggal Raja Bhumibol Adulyadej, telah menyarankan sukarelawan agar prosesi pemakaman berlangsung secara baik.

Juru bicara pemerintah Sansern Kaewkamnerd telah mendesak pelayat untuk tidak meneriakkan "Long Live the King" selama prosesi pemakaman kerajaan. Mereka juga disarankan tidak menggunakan ponsel. Masyarakat disarankan untuk mengenakan pakaian hitam dengan celana panjang atau rok dan pakaian seperti jeans, atasan tanpa lengan dilarang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement