Senin 23 Oct 2017 14:59 WIB

AS Minta Iran Tarik Pasukan dari Irak

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Elba Damhuri
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson.
Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson meminta tentara Iran untuk segera pulang meninggalkan Irak. Hal tersebut diungkapkan Rex dalam pertemuan dengan pemimpin Irak dan Arab Saudi.

Rex khawatir Iran akan mengambil keuntungan dari peperangan melawan ISIS di Irak dan Suriah. Dia mengatakan, Iran kemungkinan akan menyebarkan pengaruhnya di kawasan tersebut.

Seperti diwartakan Reuters, Senin (23/10), Rex meminta Iran menarik personel militer yang berada di Irak yang sedang berhadapan dengan Daesh dan ISIS. Lagipula, dia mengatakan, pertempuran tersebut akan segera berakhir.

"Pejuang asing di Irak perlu pulang ke rumah dan membiarkan rakyat Irak untuk mengambil alih kontrol negara," kata Tillerson pada sebuah konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Jubeir.

Baca Juga: Arab Saudi Dukung Donald Trump Soal Iran

Puluhan ribu prajurit Irak membentuk opular Mobilization Forces (PMF) untuk memerangi ISIS yang merebut sepertiga wilayah negara tersebut. PMF menerima dana dan pelatihan dari Iran dan telah dinyatakan sebagai bagian dari aparat keamanan Irak.

Seorang pejabat senior Amerika mengatakan pernyataan Tillerson mengacu pada PMF dan Quds Force. Keduanya merupakan pasukan kuat paramiliter dan spionase asing dari Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC).

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengecam pernyataan Tillerson, yang dipengaruhi oleh persaingan regional kaya minyak Iran, Arab Saudi. Dia mengatakan, Irak akan kesulitan mempertahankan negara mereka jika ISIS kembali.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Jubeir mengatakan, Arab Saudi berterima kasih bantuan militer yang sudah diberikan Iran kepada Irak untuk memerangi ISIS. Kendati, Arab Saudi dan Irak juga sudah membentuk tentara gabungan untuk memerangi ISIS.

Arab Saudi dan Irak, dia mengatakan, juga akan membangun kembali wilayah yang ditangkap dari kelompok tersebut. Jubeir juga menghargai hubungan historis antara kedua negara tetangga itu. Dia mengatakan, tak hanya berbagi perbatasan, mereka juga memiliki sumber daya minyak yang luas dan banyak suku yang sama.

"Kecenderungan alami kedua negara dan warganya sangat dekat satu sama lain selama berabad-abad. Hal itu terganggu selama beberapa dekade. Sekarang kami mencoa membangun kembali tanah itu, "katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement