REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Distribusi dan ketersediaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) tabung 3 kilogram (Kg) di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih cukup terkendali.
PT Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) IV mengaku, sejauh ini belum menerima laporan maupun keluhan dari masyarakat, perihal kenaikan harga maupun kesulitan masyarakat dalam mengakses gas bersubsidi Pemerintah ini. Di tingkat konsumen (masyarakat), LPG yang populer dengan sebutan tabung melon ini masih terjaga, baik dari ketersediaan maupun harga jualnya.
Data yang dihimpun dari PT Pertamina MOR IV, realisasi penyaluran LPG 3 kilogram di wilayah Jawa Tengah dan DIY pada bulan Oktober 2017 (terhitung sampai dengan 21 Oktober 2017) telah mencapai 58.607 metrix ton (MT).
Sedangkan total realisasi penyerapan LPG tabung 3 kilogram, sejak awal tahun 2017 hingga 21 Oktober 2017 telah mencapai 827.501,12 metrix ton (MT).
"Jumlah penyerapan ini telah mencapai 82 persen dari total alokasi prnyaluran LPG PSO ini untuk Jawa Tengah dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)," kata Area Manager Communication and Relation PT Pertamina Jawa Bagian Tengah, Andar Titi Lestari.
Ini juga diakui salah seorang warga Trimulyo, Genuk, Semarang, Budiasih. "Saat ini masih mudah, membeli LPG 3 kilogram banyak pengecer yang stoknya terjaga," ungkapnya, Senin (23/10).
Selain mudah dibeli di pengecer, jelasnya, LPG 3 kilogram ini juga dijual dengan harga normal di pengecer- pengecer yang ada di lingkungannya. Kemarin menurutnya Budiasih membeli di pengecer dengan harga Rp 18 ribu per tabung.
Ia mengakui, kondisi sekarang ini jauh lebih baik dibandingkan awal bulan September lalu, saat sejumlah pengecer di lingkungannya sempat kehabisan stok. Sehingga harus ia membeli gas konsumsi rumah tangga ini hingga pengecer di luar kelurahannya.
"Kalau kami, konsumen rumah tangga, inginnya seperti sekarang ini. Butuh gas untuk memasak tidak perlu sulit- sulit mendapatkannya," tegas Budiasih.
Di wilayah Ungaran, ketersediaan gas LPG 3 kilogram juga masih terjamin. Setidaknya ini diakui oleh Syahrul Munir, warga Leyangan Baru, Kecamatan Ungaran Timur.
Gas bersubsidi ini dijual pengecer di lingkungan tempat tinggalnya dengan harga Rp 17.500 per tabung. Stoknya pun juga cukup banyak tersedia. Sehingga warga yang ada di perumahan Leyangan Baru cukup mudah membeli gas ini, tambahnya.