REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bakal calon wali kota Bandung dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Oded M Danial mulai menjajaki koalisi dan mencari pasangan untuk berkompetisi dalam Pilwalkot Bandung 2018 mendatang. Penjajakan ini dilakukan dengan Partai Golkar dan bakal calonnya, Nurul Arifin.
Oded mengatakan pada Sabtu (21/10) lalu, dirinya menerima kedatangan Nurul Arifin beserta pengurus Partai Golkar seperti ketua DPD I Golkar Kota Bandung Deden Hidayat di rumah dinasnya. Dari PKS sendiri hadir Ketua DPD PKS Kota Bandung Tedi Rusmawan dan jajaran petinggi PKS.
Oded tak menampik bahwa pertemuan tersebut merupakan bentuk komunikasi dan silaturahim politik. Komunikasi ini menjadi bentuk penjajakan untuk berkoalisi dengan parpol lainnya
"Ya kemarin juga kita pertemuan silaturahim baru penjajakan bahwa Kang Deden Hidayat sebagai ketua Golkar dirinya punya tugas mensilaturahmikan Teh Nurul kepada kandidat yang ada dan partai yang ada. Kemudian diteruskan Teh Nurul sendiri dalam bicaranya kepada saya bahwa dia mendapatkan amanah dari DPP Golkar," kata Oded kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Senin (23/10).
Oded menegaskan, pertemuan dengan Golkar masih dalam tahap penjajakan. Sehingga komunikasi politik yang dibangun masih sangat cair.
Partai Golkar dikatakannya menjadi parpol pertama yang mendatangi dirinya setelah resmi mendapat SK dari PKS sebagai bakal calon yang diusung. "Setelah kemarin saya mendapatkan SK diusung sebagai bakal cawalkot, baru Teh Nurul yang datang kepada saya," katanya.
Meski demikian, ia mengatakan belum ada keputusan dan langkah lebih lanjut setelah pertemuan tersebut. Termasuk kemungkinan berpasangan dengan Nurul. Menurutnya semuanya masih sangat dinamis.
"Namanya sedang penjajakan, semua berproses. Ada proses secara logika insaniah, Ilahiah. Saya juga harus izin meminta kepada yang di atas. Cara cara agama kita yakini dengan Istikhoroh," tuturnya.
Sebelumnya, Nurul Arifin juga mengatakan jika pertemuan tersebut merupakan ajang silaturahim partai. Disinggung terkait kemungkinan koalisi, Nurul menyebut bahwa berbagai kemungkinan masih bisa terjadi.
Dia tak menutup kemungkinan jika Golkar dan PKS berkoalisi. "Kegiatan tersebut merupakan silaturahmi dan kemungkinan koalisi. Kalau nanti bergabung atau bertarung tentu diharapkan secara harmonis," ujarnya.