Selasa 24 Oct 2017 03:47 WIB

Jepang: Ancaman Nuklir Korut Sudah Kritis

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ani Nursalikah
Peluncuran rudal korut.
Foto: EPA
Peluncuran rudal korut.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera menilai ancaman program senjata nuklir dan konvensional Korea Utara telah mencapai tingkat kritis. Menurut dia, sangat penting negara-negara yang peduli akan ancaman tersebut untuk menghadapi ancaman ini secara serius.

"Ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara telah berkembang ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, kritis dan segera," katanya dalam Independent.co.uk.

 

"Oleh karena itu, kita harus merespon dengan perhitungan dan pendekatan berbeda untuk menanggapi ancaman tersebut." ujar Onodera menambahkan seperti dikutip Reuters, Senin (23/10).

 

Pernyataan Onodera disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara Korea Utara dan Barat. Sejak kepemimpinan Kim Jong-un di negara tersebut pada 2011, dia telah melakukan eskalasi program senjata nuklirnya secara cepat.

 

Dalam beberapa bulan terakhir, Korut terus menguji rudal balistik antar benua meski berulang kali dikecam masyarakat internasional untuk tidak melakukan uji ballistik tersebut. Sejumlah ahli bahkan percaya rudal yang diuji Korea Utara melalui wilayah udara Jepang dapat mencapai daratan AS. Kim juga telah menguji muatan nuklir yang dapat dikandung oleh rudal tersebut. Kendati demikian, Amerika Serikat hanya menanggapi dengan rentetan pernyataan retoris.

 

Selama pidato pertamanya di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Donald Trump mengatakan AS mungkin harus "menghancurkan Korea Utara sepenuhnya. "Saya mengatakan kepada Rex Tillerson, Menlu kita yang luar biasa, bahwa dia menyia-nyiakan waktunya untuk bernegosiasi dengan Little Rocket Man (julukan Kim Jong-un)," kata Trump di Twitter awal bulan ini.

 

"Hemat energi Rex. Kita akan melakukan apa yang harus dilakukan!" ujar Trump.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement