Selasa 24 Oct 2017 08:41 WIB

Masa Depan Karet Dinilai Cerah

Dirjen Perkebunan, Bambang, saat mengunjungi kebun karet di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, bersama UPPB Maju Bersama, Senin (23/10).
Foto: Ditjen Perkebunan
Dirjen Perkebunan, Bambang, saat mengunjungi kebun karet di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, bersama UPPB Maju Bersama, Senin (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR -- Komoditas karet diprediksi menjadi industri menjanjikan di masa depan. Karena itu, para petani diminta untuk terus mempersiapkan diri dengan meningkatkan mutu hasil bahan olahan karet (bokar).

“Karet ini masa depan dunia. Makin sejahtera orang, makin ingin punya mobil. Semua ban mobil menggunakan karet,” kata Direktur Jenderal Perkebunan, Bambang, saat mengunjungi  Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) Maju Bersama di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Senin (23/10).

Menurut Bambang, saat ini memang ada bahan pembuatan ban memang bisa digantikan oleh karet sintesis yang bahannya berasal dari minyak bumi. Namun, cadangan minyak bumi bisa habis.

“Nah, ada saatnya ketika orang butuh ban, baik mobil, pesawat, traktor, akan memnggunakan karet.Jadi, ini adalah kebutuhan masa depan. Jangan pernah berhenti mengelola karet dan kita harus meningkatkan mutu bahan olahan karet (bokar),” kata Bambang.

Bambang menjelaskan, saat ini komoditas karet berperan penting dalam perekonomian nasional, baik sebagai sumber lapangan kerja maupun sumber devisa. Luas perkebunan karet Indonesia tahun 2016 mencapai sekitar 3,64 juta hektar, dengan produksi sekitar 3,2 juta ton.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement