REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) kota Bogor Fakhrudin, mengapresiasi program asuh anak jalanan (anjal) sebagai salah satu upaya persoalan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Selain itu, program tersebut dinilai sebagai titik cerah pemerataan pendidikan bagi seluruh anak di kota Bogor.
"Tentu saya merasa bahagia, jika ini terealisasi maka capaian pendidikan anak jalanan pun akan terlaksana, karena adanya bantuan wali pendamping itu," ungkap Fakhrudin kepada Republika.co.id, Rabu (26/10).
Menurut dia, selain dorongan dari dinas pendidikan selama ini, program asuh anjal yang diwajibkan bagi kalangan pejabat tersebut dinilai jadi solusi ampuh. Sebab, selain wajib memiliki anak asuh anjal, pejabat yang bersangkutan juga harus bertanggung jawab terkait semua hal tentang anjal, termasuk pendidikan.
"Jadi misal, nanti setelah sekolah anak jalanan itu bolos atau melakukan hal tidak baik. Ya berarti pejabat itu juga harus bertanggung jawab dan ditegur sebagai wali," jelas Fakhrudin.
Karena itu, dia berharap program asuh anjal bisa berjalan secara konsisten dan berkelanjutan ke depan. Agar cita-cita pemerataan di Kota Bogor segera tercapai.
Meski begitu, Fakhrudin sendiri mengaku, belum berencana mengasuh anjal dalam waktu dekat. Sebab, saat ini pun dia telah memiliki sekitar 20 anak yatim piatu yang mesti diurus.
"Kalau saya mah belum ada rencana. Karena kebetulan ada juga anak asuh," jelas dia.