Kamis 26 Oct 2017 14:26 WIB

Sepinya Pembeli Membuat Lotus Thamrin Ditutup

Rep: Farah Nabila Noersativa/ Red: Budi Raharjo
Gerai Lotus Thamrin yang terletak di Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat.
Foto: Farah Nabila Noersativa
Gerai Lotus Thamrin yang terletak di Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gerai Lotus Thamrin yang terletak di Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat dipastikan akan tutup pada 31 Oktober 2017. Pembeli yang datang ke ke sana kian sepi belakangan ini yang berbuntut pada menurunnya omzet penjualan.

Syarifah, Supervisor Gerai Lotus Thamrin pun tak banyak bicara mengenai tutupnya gerai yang sudah 25 tahun berdiri itu. Ia hanya mengonfirmasi, ditutupnya gerai pastinya adalah 31 Oktober 2017. “Lebih lanjut bisa ditanyakan ke kantor pusat,” katanya sambil membantu kasir yang hari itu sedang melayani pembeli yang membeludak.

Hal itu juga dikatakan oleh Eka, salah satu satuan pengamanan Gerai Lotus Thamrin. Ia mengatakan tutupnya gerai ini bukan tanggal 26 Oktober esok, melainkan 31 Oktober 2017. Hal itu Republika tanyakan, sembari menghubungi kantor pusat yang dimaksud Syarifah.

Siang itu, sekitar pukul 11.30, suasana Gerai Lotus Thamrin terlihat padat oleh pembeli. Antrean pembeli yang ingin membayar barang belanjaan, di kasir lantai satu terlihat cukup panjang, Antrean mencapai sekitar 15 meter dan seakan tak pernah habis. Padahal, tiap satu meter bisa berisi dua sampai tiga orang.

Sementara suasana di dekat kasir juga terlihat berantakan oleh baju-baju dan barang-barang lain. Barang-barang yang didiskon itu seperti ditaruh berserakan. Para petugas yang melayani pembeli pun terlihat kewalahan dengan membeludaknya transaksi.

Ratna, salah satu sales promotion girl (SPG) counter busana kasual mengatakan ditutupnya Gerai Lotus Thamrin dikarenakan sepinya pembeli yang datang ke gerai. “Omzet counter-counter merek lain sudah pada turun,” ujarnya.

Menurutnya, kabar akan ditutupnya Gerai Lotus Thamrin sudah terdengar sejak bulan September lalu. “Pembeli sudah jarang datang, jadi ya bangkrut deh,” katanya. Ia pun juga mengaku telah melakukan pengemasan beberapa barang sisa.

Sementara itu, Ian, seorang supplier dari salah satu merek tas wanita, mengaku telah menarik barang-barang produksinya sejak bulan September lalu. “Begitu diberitahu akan tutup saat bulan lalu, kita setop jual barang ke sini,” katanya.

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) pemilik ritel Lotus menjelaskan diambil setelah mempertimbangkan perubahan tren ritel secara global. Kini MAP sedang mengonsolidasikan bisnis department store perusahaan dan fokus pada SOGO, SEIBU, serta Galeries Lafayette. Usai menutup Lotus, perseroan juga akan menghentikan operasional ritel  Debenhams pada akhir 2017.

Head of Corporate Communication MAP Fetty Kwartati mengatakan tren berbelanja generasi milenial telah beralih dari department store, dan memilih untuk berbelanja di gerai specialty store. Hal ini juga terjadi di Indonesia. "Indonesia juga melihat pertumbuhan e-commerce berdampak pada offline store," ujar dia dalam keterbukaan informasi di situs Bursa Efek Indonesia yang dilansir Republika.co.id, Kamis, (26/10).

Jelang penutupan, Lotus juga memberikan potongan harga atau diskon hingga 80 persen. Fetty mengatakan, perseroan akan terus berinvestasi pada bisnis Active, Fashion, dan Food & Beverage. "Kami percaya inisiatif ini akan menunjang pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang dan meningkatkan nilai pemegang saham," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement