Kamis 26 Oct 2017 21:24 WIB

Gus Sholah tak Yakin HTI Bisa Bikin Negara Khilafah

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tengah ramai diperbincangkan setelah pemerintah membubarkannnya karena dianggap bertentangan dengan ideologi Pancasila dan ingin mendirikan negara khilafah. Namun, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah, tidak yakin HTI bisa membangun negara khilafah di Indonesia.

"Saya tidak yakin HTI itu bisa bikin negara Khilafah Islamiyyah, apa yang dia punya? Dia nggak punya apa-apa kok. Sama Banser aja kalah HTI. Bagaimana bisa mendirikan negara," ujarnya saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10).

Gus Sholah pernah diundang HTI di Surabaya, entah tahun berapa ia lupa. Saat itu, menurut dia, banyak juga kalangan akademisi yang hadir, baik dari Kampus Unair maupun IAIN Sunan Ampel.

"Saya tanya. Apa sih sebabnya Anda (HTI) kok ingin mendirikan Khilafah Islamiyyah? Dia bilang karena negara Pancasila terbukti tidak bisa menyejahterakan rakyat. Saya bilang, loh apakah itu karena Pancasila? Atau bukan karena Pancasila tidak dijalankan?," kata Gus Sholah menceritakannya.

Menurut Gus Sholah, ia menjelaskan saat itu bahwa rakyat tidak sejahtera bukan karena Pancasila-nya, melainkan karena Pancasila tidak dijalankan. "Menurut saya karena Pancasila tidak dijalankan, bukan Pancasila-nya. Apa jaminannya bahwa setelah Anda (HTI) mendirikan khilafah itu akan menjadi lebih baik? Kalau orang-orangnya seperti sekarang sama saja," tuturnya.

Menurut dia, khilafah Islamiyyah sudah berjaya ratusan tahun yang lalu. Khilafah Usmani, kata dia, mungkin sekitar 100-150 tahun terakhir baru mulai lemah dan kalah dengan Eropa, baik dari segi ilmu pengetahuan, persenjataan, maupun dari segi menajemen negara.

"Pertanyaan saya, apakah kita sudah menjadi kuat sekarang ? Apakah ilmu kita cukup? Persersenjataan cukup? Apakah pengetahuan kita cukup? nggak kan, terus buat apa bikin Khilafah Islamiyyah, tapi kalah juga," ucapnya.

"Jadi bukan soal itu saya bilang, lagi pula bagaimana caranya Anda (HTI) mendirikan Khilafah Islamiyyah. Kalau Anda bisa jelaskan kepada saya, saya ikut sama Anda. Nggak bisa dia jelaskan," imbuhnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement