Jumat 27 Oct 2017 21:08 WIB

Nasdem Sebut Kader Golkar Belum Tentu Berpasangan Emil

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua DPW Partai Nasdem Jabar Saan Mustopa menyerahkan surat rekomendasi kepada Wali Kota Ridwan Kamil saat menghadiri acara deklarasi dukungan Partai Nasdem untuk Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jawa Barat (ilustrasi)
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua DPW Partai Nasdem Jabar Saan Mustopa menyerahkan surat rekomendasi kepada Wali Kota Ridwan Kamil saat menghadiri acara deklarasi dukungan Partai Nasdem untuk Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jawa Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar resmi mengumumkan penetapan dukungan kepada Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018 mendatang. Menanggapi hal ini, Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Provinsi Jawa Barat Saan Mustopa mengatakan, setiap partai pengusung Ridwan Kamil (Emil) pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 memiliki posisi yang sama.

"Tidak ada satu partai pun yang harus diistimewakan karena semuanya memiliki peran yang sama," ujar Saan kepada wartawan, usai menggelar rapat koordinasi Partai NasDem Provinsi Jawa Barat, di Bandung, Jumat malam (27/10).

Saan mengatakan, jumlah kursi legislatif yang dimiliki tidak serta merta menjadikan partai sebagai pemimpin koalisi. Jadi, meski memiliki kursi legislatif terbanyak, Partai Golkar tidak mutlak bisa meloloskan kadernya sebagai calon wakil gubernur yang mendampingi Emil. "Wakil belum fix, baru usulan-usulan. Kita mengedepankan kesetaraan, makanya kita bicarakan secara bersama-sama," katanya.

Saan menjelaskan, pemilihan wakil bisa diserahkan langsung kepada Emil atau ia menyarankan penetapan calon wakil gubernur bisa dilakukan melalui ajang penyeleksian. "Bisa beauty contest, misalnya," katanya.

Jadi, Saan menegaskan, seluruh calon wakil gubernur yang diusulkan, harus melalui tahapan penyeleksian. Terkait kriteria sosok yang dinilai layak menjadi pendamping Emil, Saan menilai sosok tersebut harus yang bisa saling melengkapi.

Selain itu, menurut Saan, tentu harus memiliki kapabilitas, popularitas, dan elektabilitas. Hal lainnya, yang tidak kalah penting adalah adanya religiusitas mengingat karakteristik warga Jawa Barat. "Karena, Jabar tingkat religiusitas masyarakatnya cukup tinggi," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement