REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dibatalkannya Festival Pantun Betawi di Kampung Pela masih menimbulkan pertanyaan. Salah satu tokoh kebudayaan Betawi, Ridwan Saidi, menyayangkan pembatalan acara kebudayaan tersebut.
"Saya menyayangkan, kenapa itu dibatalkan. Katanya ada penduduk di situ yang keberatan. Makanya saya menyayangkan," kata Ridwan saat dihubungi Republika, Senin (30/10).
Menurut Ridwan, perlu ada kejelasan dari pihak kepolisian. Selain itu, pihak warga yang dikabarkan keberatan terhadap acara tersebut juga harus memaparkan alasan yang jelas. "Ya dijelaskan dong. Satu orang warga itu kok bisa begitu gampang meminta polisi untuk membatalkan," lanjut Ridwan.
Budayawan Betawi ini menilai festival tersebut adalah acara yang penting untuk membangun peradaban. Menurutnya, hal yang perlu dipertanyakan ketika seorang warga bisa membatalkan acara yang telah direncanakan selama enam bulan tersebut.
"Saya kira harus ada kejelasan dari pihak kepolisian apakah bisa begitu saja seorang penduduk membatalkan keramaian umum yang pada dasarnya untuk membangun peradaban," kata dia.
Ridwan juga menambahkan, perlunya pihak yang membatalkan untuk mengganti kerugian panitia. Sebelumnya, panitia penyelenggara Festival Pantun Betawi mengungkapkan, mereka diintimidasi pihak polisi.
Warga yang akan berjualan di acara tersebut pun diusir pada malam sebelum pelaksanaan acara. Teror pada panitia terus terjadi hingga akhirnya keputusan untuk membatalkan acara pun diambil.