Selasa 31 Oct 2017 17:05 WIB

Pilgub Jabar, Demokrat Intensif Komunikasi dengan Demiz

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andri Saubani
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, mengatakan, pihaknya sedang gencar melakukan komunikasi dengan sejumlah figur untuk Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018. Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, disebutnya sebagai figur yang turut menjadi pendiri Partai Demokrat.

Hinca menjelaskan, Jabar termasuk daerah penyelenggara yang intens didiskusikan oleh internal parpolnya. Di Jabar, Demokrat sudah memiliki kader internal, yakni Dede Yusuf, Iwan Suwandana dan beberapa orang lainnya.

Sementara itu, nama lain yang juga sedang dipertimbangkan Demokrat adalah Deddy Mizwar. "Dengan Pak Deddy, kami intens berkomunikasi. Perlu diketahui jika beliau bukan orang baru bagi Demokrat. Deddy Mizwar adalah bagian dari lahirnya partai ini," ungkap Hinca di Gedung Kemendagri, Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (31/11).

Meski demikian, Hinca tidak menegaskan secara khusus terkait dukungan kepad Deddy. Menurutnya, Demokrat dan Deddy sedang dalam proses komunikasi. "Prosesnya masih berjalan. Kalau memang nanti beliau sering berkomunikasi dengan kami, maka judulnya 'kembalinya si anak rantau'. Itu bagus," ujar Hinca.

Dia pun menambahkan, Demokrat masih terus mematangkan strategi dan dukungan kepada para bakal calon kepala daerah yang akan berlaga di 17 provinsi pelaksana Pilkada 2018. Hal ini pun berlaku untuk bakal calon di Jawa Timur. "Semua nama, termasuk nama Ibu Khofifah Indar Parawansa sudah kami bahas dalam rapat majelis tinggi partai pada 10 Oktober lalu," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement