Kamis 02 Nov 2017 00:11 WIB

Semarak Subuh Keliling, Me-Ramadhan-kan Setiap Bulan

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agus Yulianto
Subuh keliling (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Subuh keliling (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Subuh Keliling (Suling) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, belakangan kembali mencuat ke permukaan lantaran perkembangannya yang semakin pesat. Dari yang semula hanya dua masjid saja, hingga berkembang menjadi seluruh masjid yang ada di Kabupaten Ketapang.

Pencetus Suling Uti H Konsen menceritakan bagaimana dulu Suling dianggap sebagai sebuah kampanye untuk menarik massa, agar dirinya terpilih dalam Pilkada. Ia merupakan seorang pensiunan dari Bank Dagang Negara (BDN)--kini Bank Mandiri--pada 1997.

Semua memang didasarkan pada niat. Dan awalnya, saat itu sedang musim pilkada, Uti Konsen sempat dituduh sedang mencari pengaruh untuk menggiring massa. Bahkan, pihak pemda sempat mengirim intel untuk mengikutinya, hingga akhirnya intel tersebut menjadi sekjen Suling.

"Alhamdulillah. Sampai orang non Muslim bertanya apa visi dan misi Suling, saya bilang ini tingkat tinggi. Dan mereka kaget. Supaya kota kita itu aman dan tenteram. Allah berfirman, akan turunkan azab pada suatu kaum yang penuh dengan maksiat, tapi jika masih ada di antara mereka yang bangun malam kemudian memohon ampun, membangun masjid, dan menjalin silaturahim, azab itu akan ditangguhkan," tutur dia.

"Saya dulu sempat tugas lama di Kabupaten Ketapang, jadi ketika pensiun, saya memutuskan untuk kembali ke Ketapang. Dan saya waktu itu sedih melihat masjid di waktu Subuh," cerita Uti Konsen kepada Republika.co.id, Rabu (1/11) siang.

Faktanya pada saat itu, suasana subuh di Kabupaten Ketapang, masjid sepi. Kemudian ia kembali mempelajari empat perkataan Rasulalla SAW, pada saat ia berada di Madinah. Yakni sebarluaskan salam, berikan makanan, bersilaturahim, dan shalat tahajud di waktu malam ketika orang sedang tidur nyenyak, karena dengan shalat malam orang tersebut bisa masuk surga dengan aman.

"Jadi itu saya mulai terapkan pelan-pelan, maksudnya kata Imam Syafii, agama bukan hafalan, bukan teori, tapi pengamalan. Jadi saya mulai waktu itu ketika pulang ke Kabupaten Ketapang ketika subuh di sana sangat sunyi," kata dia.

Akhirnya, Uti Kosen berjalan ketika Subuh menggunakan mobil pick up pada masa itu, dan di belakang mobil ia membawa termos, kemudian gelas dan kue. Lalu Uti Kosen masuk ke masjid. "Habis shalat saya ngobrol dengan teman lama saya. Besok saya lakukan lagi seperti itu. Ngobrol-ngobrol aja. Dan rupanya dakwah yang efektif itu yang door to door, yang sambil ngobrol," ucap dia.

Apa yang dilakukan Uti Konsen ternyata mencuri perhatian warga, dan membuat warga menyebarkan berita dari mulut ke mulut tentang apa yang dilakukannya. Efeknya, anggota yang ikut dalam obrolan-obrolan soal subuh itu menjadi terus bertambah.

Awal terbentuknya Suling ini, hanya ada dua masjid yang didatangi, hingga akhirnya masyarakat terus bertambah lagi, dan pada 2017 ini sudah merata dilakukan Suling di seluruh masjid di Kabupaten Ketapang. "Jadi visi dan misi kita tidak tertulis ya, kita ingin mentahajudkan Ketapang, dan me-Ramadhan-kan seluruh bulan," kata dia.

Syarat obrolan yang dilakukan pun juga tidak boleh membicarakan soal politik praktis. Sehingga dimanapun masjidnya, itu merupakan permintaan masjidnya yang ingin mengadakan Suling. Namun, suling juga menginginkan agar imamnya tidak mengubah kebiasaan mereka ketika shalat Subuh.

"Misalnya, kalau ternyata imamnya orang Muhammadiyah, kan mereka biasanya tidak kunut, jadi ya itu dipersilahkan saja, walaupun misalnya jamaahnya biasa melakukan kunut. Sehingga ini ukuwah kita yang luar biasa, dan sulit juga diterapkan oleh daerah lain," papar Uti Konsen.

Suling sendiri sebenarnya berfungsi sebagai magnet, karena pengurusnya pun sebenarnya tudak ada, perjanjian di secarik kertas pun juga tidak ada. "Jadi, kunjungan kita kemanapun, termasuk ke Brunei Darussalam kemarin, itu karena dari mulut ke mulut," papar dia.

Suling ini dilakukan setiap hari secara rutin, lalu untuk tausiyah juga dibatasi hanya 15 menit saja. Karena, Suling dibuat suasanannya seperti bulan puasa. Penceramah juga tidak dikasih uang atau apapun imbalannya. Kemudian terkadang ada jamuan dari masjid, dan kita sepakat kalaupun mau menjamu jangan dari uang masjid.

"Sama seperti Ramadhan, jadi mereka sediakan snack di masjid tapi bukan dari uang masjid," ujar Uti Konsen.

Hadirnya Suling di Kabupaten Ketapang sendiri, membuat masyarakat merasa aman dan tenteram. Ketika subuh berkumandang, masyarakat berani memulai aktivitas mereka keluar rumah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement