REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Koalisi negara-negara Arab pimpinan Kerajaan Arab Saudi membantah tuduhan yang menyebut pasukan militer mereka penyebab tewasnya 29 orang di Pasar Alaf, Distrik Sahar, Provinsi Saadah,Yaman Utara, Rabu (1/11) kemarin.
Kantor berita Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, koalisi negara-negara Arab saat ini sedang berusaha menyelidiki insiden tewasnya puluhan warga sipil di pasar tersebut. "Temuan awal akan kami umumkan segera setelah pemeriksaan operasional dan tinjauan menyeluruh dilakukan," demikian pernyataan resmi yang disampaikan oleh koalisi Saudi, seperti dilansir laman World Bulletin, Kamis (2/11).
Sebelumnya, kelompok milisi Syiah Houthi menyebutkan ada sedikitnya 29 warga sipil yang tewas akibat serangan udara yang dilakukan oleh pasukan koalisi Arab pimpinan Saudi,. Pernyataan kelompok itu lalu dimuat oleh kantor berita Saba yang berafiliasi dengan Houthi.
"Koalisi Saudi melakukan pembantaian di Pasar Alaf lewat serangan udara. Selain menyebabkan korban jiwa,sebagian besar korban luka kini dalam kondisi kritis," kata seorang pejabat kesehatan setempat AbdulElah Ezzi.
Koalisi Saudi menyangkal tudingan yang mengatakan serangan-serangan mereka di Yaman selama ini telah dengan sengaja menargetkan warga sipil. Menurut mereka, kalaupun beberapa serangan yang dilakukan pasukan koalisi sampai menyebabkan jatuhnya korban dari kalangan penduduk setempat, itu terjadi bukanlah atas dasar kesengajaan mereka.
Negeri Yaman dilanda perang sipil sejak 2014, setelah kelompok milisi Syiah Houthi berusaha menguasai ibu kota Sanaa dan mulai mengarahkan gerakan mereka menuju ke arah selatan negara itu. Konflik tersebut kian meningkat pada tahun berikutnya, ketika Arab Saudi dan sekutu Arabnya meluncurkan kampanye militer besar-besaran untuk menumpas kelompok pemberontak Syiah itu.