Ahad 05 Nov 2017 07:59 WIB

Profesi Bacaleg PSI, Mulai dari Pengusaha Hingga Dosen

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (kedua kiri) mendengarkan pemaparan visi dan misi tiga orang pengacara muda Dini Shanti Purwono (tengahi), Surya Tjandra (kedua kanan) dan Rian Ernest Tanudjaja (kanan) saat pendaftaran calon anggota legislatif PSI di Jakarta, Selasa (31/10).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (kedua kiri) mendengarkan pemaparan visi dan misi tiga orang pengacara muda Dini Shanti Purwono (tengahi), Surya Tjandra (kedua kanan) dan Rian Ernest Tanudjaja (kanan) saat pendaftaran calon anggota legislatif PSI di Jakarta, Selasa (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota panitia seleksi independen bakal calon legislatif (bacaleg) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Djayadi Hanan, menceritakan proses seleksi yang sedang dia lakukan. Dia menerangkan hal yang menarik baginya yakni banyak orang yang mendaftar menjadi bacaleg meski PSI masih dalam proses verifikasi sebagai peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. 

Apalagi, dia menerangkan, para pendaftar itu, tidak ada satu pun yang tidak punya pekerjaan bagus.  Dia menuturkan orang-orang yang mengikuti seleksi bacaleg PSI berasal dari berbagai profesi seperti pengusaha, dosen, dan aktivis sosial. 

“Bahkan ada juga yang dokter. Mereka sibuk, masa depannya cerah, dan sukses di bidangnya," kata dia saat konferensi pers uji kompetensi penilaian panitia seleksi independen, di kantor DPP PSI, di Jakarta, Sabtu (4/11).

Djayadi mengatakan, para bacaleg ini rela terjun ke dunia politik melalui partai yang baru didirikan pada 16 November 2014 itu. “Karena itu saya selalu tanya (kepada bacaleg yang diwawancara) kok Anda mau masuk politik padahal tidak pasti," ujar dia. 

Djayadi menerangkan sebagian besar bacaleg yang punya kesuksesan di bidang lain, baik sosial, ekonomi, dan pendidikan, ini mengaku ingin punya sesuatu yang disumbangkan untuk politik. Alasan lainnya, dia menerangkan, ada yang berpendapat politik akan lebih efektif untuk memperjuangkan ide atau programnya, terutama terkait pembangunan perkotaan. 

PSI menggelar uji kelayakan untuk 90 bakal calon legislatif pada Sabtu hingga Ahad (5/11) hari ini. Seleksi ini melibatkan panitia independen yang beranggotakan 11 orang dengan latar belakang yang beragam mulai dari aktivis antikorupsi, tokoh lintas agama, ahli psikolog politik, ahli ekonomi, hukum dan lain-lain. 

Ketua Umum DPP PSI Grace Natalia mengatakan, sebagai pendatang baru di dunia politik, partainya membutuhkan perspektif yang berbeda-beda. Karena itu, PSI mengundang dan meminta tokoh independen untuk ikut dalam proses seleksi kompetensi. 

Mereka yang memegang kendali apakah seorang bakal calon legislatif itu layak lolos seleksi kompetensi atau tidak. Dia mengatakan panitia seleksi independen ini punya kredibilitas, kompetensi, dan rekam jejak yang baik. 

"Jadi saya yakin pasti tidak akan sembarangan meloloskan orang (bacaleg)," ujarnya.

Grace menuturkan PSI membutuhkan wakil rakyat dari berbagai latar belakang dan punya kompetensi bidang masing-masing. Ia menerangkan caleg PSI yang terpilih menjadi wakil rakyat DPR nantinya akan bertugas membuat produk hukum atau undang-undang, mengawasi kerja eksekutif, hingga mengawasi anggaran. 

PSI berharap wakil rakyat yang terpilih bisa melakukan kerja dengan baik dan menghasilkan produk hukum yang bagus. Dia menambahkan, PSI tidak ingin wakil rakyat yang terpilih mewakili proyek-proyek atau kepentingan kelompoknya sendiri atau dirinya sendiri. 

“Karena itu, kami memulai proses ini mencari orang-orang terbaik di bidangnya masing-masing untuk menjadi anggota DPR. Salah satu caranya melalui panitia seleksi independen," kata dia. 

Tahapan caleg

Ia menyebutkan ada tiga tahapan memproses caleg. Pertama, bacaleg harus mendaftar pada  periode pendaftaran yang telah dilakukan pada 27 agustus sampai 31 oktober 2017. 

Kemudian, mereka harus lolos seleksi administrasi. Mereka harus memenuhi ketentuan minimum pendidikan, riwayat pekerjaan, organisasi, dan wajib menyerahkan tulisan essay minimal satu halaman terkait upaya mereka melawan korupsi dan intoleransi. 

Ia menyebut dari sekitar 1.000 pendaftar, yang mayoritas tidak memiliki latar belakang partai politik, sebanyak 200 orang mengikuti seleksi administrasi bench pertama. Para bacaleg ini kemudian masuk ke tahap berikutnya yaitu seleksi kompetensi oleh panitia seleksi independen. 

Kepada panitia seleksi independen, para peserta wajib mempresentasikan visi, program, dan alasan menjadi wakil rakyat. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar tiga pekan.  Seleksi juga hanya dilakukan saat akhir pekan karena mayoritas peserta berasal dari kalangan profesional.

Setelah bacaleg ini lolos seleksi kompetensi, ia akan mendapatkan tiket caleg dari PSI. PSI akan berupaya melakukan penjaringan hingga terpilih 575 orang caleg yang akan disetorkan namanya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

Namun, Grace mengatakan, angka tersebut bukan patokan yang harus dipenuhi. Bagi PSI, dia menerangkan, yang terpenting adalah mereka lolos seleksi kompetensi. 

Sebab, PSI ingin memilih orang terbaik yang punya kompetensi di bidangnya. PSI tidak ingin meloloskan pengangguran yang tidak punya kompetensi. 

"Orang-orang terbaik ini harus kami miliki untuk duduk di DPR kalau kita mau melihat perbaikan yang nyata di Senayan, UU yang dikeluarkan UU berkualitas. Ini adalah ikhtiar (usaha) kami dalam memulai tradisi politik yang baru di Indonesia," kata dia. 

Garce berharap proses penjaringan yang transparan, terbuka, dan profesional ini menginspirasi banyak orang-orang kompeten untuk terlibat masuk dalam sistem. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement