Senin 06 Nov 2017 01:02 WIB

Penahanan Alwaleed Perkuat Posisi Putra Mahkota Salman

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Mohammad bin Salman Al Saud
Foto: [ist]
Mohammad bin Salman Al Saud

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Penangkapan sejumlah pangeran dan pebisnis, termasuk miliuner Pangeran Alwaleed bin Talal  dinilai mengungtungkan calon raja Arab Saudi, Mohammed bin Salman. 

Alwaleed merupakan satu dari 11 pangeran, empat menteru, dan puluhan mantan menteri yang ditahan dalam operasi anti korupsi yang dikepalai Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.

Kemenakan Raja Salman bin Abdulaziz, Pengeran Alwaleed bin Talal, merupakan pemilik perusahaan investasi milik Kerajaan Saudi, Kingdom Holding 4280.SE.

Aksi bersih-bersih ini mengemuka setelah Raja Salman menandatangani dekrit pembentukan komite anti korupsi yang dikepalai Mohammed bin Salman. Komite ini diberi kekuasan menginvestigasi, menahan, mencekal, bahkan menyita aset. "Negara ini tidak akan bertahan kecuali bila korupsi dibasmi dan sikap korup ditekan," tulis dekrit Raja Saudi seperti dikutip Reuters, Ahad (5/11).

Batas antara dana publik dan dana kerjaan tak selalu jelas di Arab Saudi. WikiLeaks menyebut, tiap anggota kerajaan Saudi menerima berbagai skema usaha. Sayang, sebagian mereka menggunakannya untuk mendukung gaya hidup mewah.

Para analis mengatakan, tujuan aksi bersih-bersih ini lebih dari sekadar menangani korupsi, tapi juga mengamankan posisi Pangeran Mohammed untuk menjalankan agenda reformasi. Pangeran Mohammed berusaha mendobrak tradisi konservatif Saudi dengan membolehkan hiburan publik. Pada September lalu, Saudi membolehkan wanita mengemudi kendaraan.

Pangeran Mohammed juga disebut memangkas anggaran untuk beberapa pos dan melepas beberapa aset negara, termasuk penawaran saham perdana ke publik (IPO) raksasa minyak mereka, Saudi Aramco, ke pasar internasional.

Menurut pengamat dari S. Rajaratnam School of International Studies, James Dorsey, menilai, dibanding mencari sekutu, Pangeran Mohammed makin menguatkan tangan besi di tengah kekuasaan keluarga, militer, dan Dewan Perlindungan Nasional untuk melawan oposisi di dalam keluarga dan militer yang menentang agenda reformasi yang ia usung.

Pengamat politik Timur Tengah lainnya, Joseph Kechichian mengatakan kepentingan Al-Saud akan terus dilindungi. Baik Raja Salman maupun anaknya, Mohammed bin Salman, berkomitmen soal itu. ''Apa yang mereka mau dan nampaknya akan terus dieksekusi adalah moderenisasi kepemimpinan. Ini tidak hanya sebatas Visi 2030, tapi lebih jauh,'' kata Kechichian.

Warga Saudi sendiri memuji langkah bersih-bersih ini dan menyatakan aksi ini telah lama ditunggu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement