REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya siap menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang kerap berulah dan melakukan serangkaian teror penembakan di wilayah Tembagapura dan sekitarnya. Polri mendukung jika KKB mau berdialog dan menghentikan aksinya. Namun jika tidak, Boy menegaskan pihaknya akan 'membereskan' KKB.
Irjen Boy Rafli mengatakan upaya penegakkan hukum kepada KKB di wilayah Tembagapura dan sekitarnya itu terus dilakukan. Meski demikian, polisi juga menghargai adanya upaya yang digagas Pemkab Mimika untuk membangun dialog dengan pihak KKB agar tidak terus-terusan melakukan teror penembakan maupun intimidasi kepada warga.
"Kita dukung kalau ada dialog. Tapi bagi mereka-mereka yang brutal dan anarkis, kita akan hadapi dan bereskan," tegasnya, Ahad (5/11).
Kapolda mengatakan upaya penegakkan hukum kepada KKB Tembagapura yang diperkirakan berjumlah sekitar 30-an orang itu mengalami kendala, lantaran mereka selalu berlari usai teror penembakan. "Habis ganggu lari, habis ganggu lari. Mereka pintar lari dan bersembunyi di bukit-bukit karena mungkin sudah kebiasaan. Tapi pasti kita akan kejar terus," katanya.
Saat ini pasukan Brimob dibantu TNI sudah berada di area Tembagapura untuk melakukan pengejaran terhadap anggota KKB yang sering melakukan penembakan di wilayah itu. Kapolda mengharapkan KKB wilayah Tembagapura tersebut menghentikan penembakan dan penyerangan kendaraan dan fasilitas milik PT Freeport maupun aparat keamanan dan warga sipil lainnya.
"Harapan kami pinginya mereka tidak mengganggu dan tidak melakukan pengerusakan dan penyerangan. Namun, semua itu berupulang kepada mereka," ujar Boy Rafli.
Namun, jika imbauan itu tidak juga digubris, aparat keamanan akan mengambil langkah-langkah tegas guna menghentikan aksi KKB wilayah Tembagapura dalam melakukan penembakan serta mengganggu situasi keamanan masyarakat yang berada di sekitar lokasi itu.
"Kalau tidak juga berhenti, kita akan hadapi terus sampai selesai. Cuma waktunya saya belum bisa pastikan sampai kapan, tapi kita akan hadapi terus," jelas Boy Rafli.
Ia menilai serangkaian teror penembakan oleh KKB wilayah Tembagapura itu akhir-akhir ini lebih bermuatan motif ekonomi. Pada Sabtu (4/11) malam, KKB wilayah Tembagapura membakar sejumlah rumah darurat (befak) milik para pendulang emas tradisional yang berjejeran di pinggiran atau bantaran Kali Kabur, dekat perkampungan Utikini Lama, Kimbeli hingga Waa-Banti.
KKB tersebut juga dilaporkan menyerang Polsek Tembagapura dengan serentetan tembakan, namun tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Sebelumnya pada Sabtu (4/11) pagi, kelompok tersebut juga dilaporkan sempat mengibarkan bendera bintang kejora di salah satu puncak bukit dekat dengan Kampung Banti.