Senin 06 Nov 2017 14:09 WIB

Dua Balita Korban Keracunan Bubur di Sukabumi Masih Dirawat

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Israr Itah
Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menjenguk sejumlah warga yang mengalami gejala keracunan diduga berasal dari bubur ayam di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Ahad (5/11).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menjenguk sejumlah warga yang mengalami gejala keracunan diduga berasal dari bubur ayam di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Ahad (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dua orang balita yang menjadi korban keracunan bubur masih mendapatkan perawatan di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Senin (6/11). Sementara puluhan warga lainnya yang mengalami keracunan sudah diperbolehkan pulang karena kondisi kesehatannya membaik.

Sebelumnya puluhan warga di Kelurahan/Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi bubur ayam pada Ahad (5/11). Para korban keracunan langsung mendapatkan penanganan medis di dua rumah sakit yakni RSUD R Syamsudin SH dan RSUD Al Mulk.

"Korban keracunan yang dirawat hingga Senin siang tersisa dua orang," ujar Ketua Tim Penanganan Informasi dan Keluhan RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi Wahyu Handriana kepada wartawan, Senin (6/11). Awalnya, kata dia, jumlah warga yang mengalami gejala keracunan dan mendapatkan penanganan medis di rumah sakit mencapai 29 orang. 

Dari jumlah tersebut, yang mendapatkan perawatan intensif sebanyak enam orang. Rinciannya, kata dia, lima orang anak-anak termasuk balita di dalamnya dan satu orang dewasa.

Pada Senin pagi, empat pasien korban keracunan mulai berangsur pulih kesehatannya dan diperbolehkan pulang. Dua pasien yang masih dirawat adalah balita dan direncanakan pada Selasa (7/11) sudah diperbolehkan pulang.

Wahyu mengatakan, peningkatan jumlah pasien dengan gejala diare dan muntah-muntah terjadi pada Ahad pagi hingga malam hari. "Dari pengakuan warga, mereka mengalami gejala keracunan setelah makan bubur ayam di sekitar rumahnya," ungkap dia.

Menurut Wahyu, para pasien mengalami gejala seperti muntah-muntah, mencret hingga dehidrasi. Ia menerangkan, sampel makanan dan muntahan telah diambil oleh petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukabumi. Hal tersebut untuk memastikan penyebab pasti terjadinya keracunan.

Pemkot Sukabumi akan meningkatkan upaya pengawasan makanan atau jajanan di tengah masyarakat. Langkah ini untuk mencegah terulangnya kasus keracunan makanan.

"Jadi PR (pekerjaan rumah-red) bagi pemerintah bagaimana jajanan di tengah masyarakat ini terpantau," ujar Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Namun, tidak bisa dimungkiri jumlah jajanan di tengah masyarakat sangat banyak.

Sehingga kata Fahmi hal ini menjadi PR bersama untuk melakukan pengawasan dan pemantauan makanan atau jajanan di tengah masyarakat. Harapannya kata dia kasus keracunan yang diduga berasal dari makanan bisa dicegah semaksimal mungkin.

Menurut Fahmi, untuk kasus keracunan makanan dari bubur ayam pemkot telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB). Di mana lanjut dia biaya perawatan terhadap korban keracunan di rumah sakit ditanggung pemerintah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement