Selasa 07 Nov 2017 14:48 WIB

BI Kampanyekan Ekonomi Syariah Lewat Pendekatan Lifestyle

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: aamslametrusydiana.blogspot.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Bank Indonesia (BI) menggelar acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang ke-4 pada 7-11 November 2017 di Grand City, Surabaya. ISEF 2017 ini memperkuat dan melanjutkan gelaran ISEF tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah, mengatakan dalam ISEF kali ini ada hal penting mengenai forum-forum seminar yang membahas hal-hal substansial seperti masalah industri halal, masalah akuntansi syariah, dan hal lainnya. "Ini sebenarnya kemajuan dari tahun-tahun sebelumnya. Kita Insyaallah sudah mulai dari gigi dua ke gigi tiga," ujar Difi kepada wartawan di sela-sela gelaran ISEF hari pertama, Selasa (7/11).

Difi menambahkan, setelah adanya deklarasi dari BI, Otoritas Jasa Keuangan dan Pemprov Jatim untuk mendorong ekonomi syariah, sudah beberapa pesantren membuat koperasi pondok pesantren (kopontren) dan sudah berjalan. "Sehingg langkah berikutnya bagaimana kita mengembangkan antar pesantren menjadi sinregi," katanya menambahkan.

Difi menargetkan, dalam perhelatan ISEF kali ini, nantinya pendekatan ekonomi syariah lebih karena kebutuhan masyarakat. Seperti kebutuhan gaya hidup halal, mulai dari pakaian, makanan hingga pariwisata.

"Kalau kebutuhan ini bisa kita ejawantahkan dalam satu program lebih luas akan memunculkan ekonomi syariah yang lebih solid. Sudah ada keinginan-keinginan kebutuhan lifestyle menjadi approach ekonomi syariah," ujar Difi.

Dia juga menyebut, melalui pelaksanaan ISEF, ditargetkan muncul para santri yang menjadi pengusaha atau santripreneur. Hal itu sudah terlihat dari pesantren-pesantren yang mengembangkan bermacam usaha, terutama perdagangan. Ke depan, pesantren akan didorong untuk mengembangkan sektor pertanian.

"Di Jatim pesantren banyak, ini menjadi kekuatan. Bisa dibilang Jatim provinsi santri. Kami pendekatannya mengajak pesantren untuk memberdayakan masyarakat. Juga kita mengharapkan ada santripreneur karena Indonesia butuh wiraswasta," kata Difi.

Difi menambahkan, BI mengundang seluruh stakeholder ekonomi dan keuangan syariah untuk ikut serta dalam ISEF 2017. ISEF merupakan salah satu kegiatan ekonomi dan keuangan syariah terbesar dan terdepan di Indonesia yang mengintegrasikan pengembangan sektor keuangan dengan perekonomian sektor riil yang meliputi dua kegiatan utama yakni sharia economic forum dan sharia fair.

ISEF tahun ini mengangkat tema Fostering Inclusive Economic Growth and Improving Resiliency Through Closer Collaboration and Coordination yang meliputi kegiatan dengan enam kategori yaitu temu pesantren, temu otoritas, temu penggiat ekonomi syarifah, seminar dan konferensi, riset dan edukasi serta Sharia Fair.

Sharia economic forum terdiri dari berbagai kegiatan seminar/workshop/meeting yang mengangkat isu terkini dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Sementara itu, sharia fair merupakan sarana edukasi ekonomi dan keuangan syariah serta promosi industri halal. Sharia fair akan diramaikan juga dengan kegiatan workshop, hiburan, dan kompetisi seperti kaligrafi, dai cilik, nasyid, dan lainnya.

Kegiatan ISEF dilaksanakan di beberapa lokasi yakni Grand City Convex, Surabaya, UIN Sunan Ampel serta Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. Sharia Economic Forum dilaksanakan di Ballroom dan Meeting Room, sementara Sharia Fair akan diadakan di Exhibition Hall, Grand City.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement