REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebesaran Dzulqarnain tersebut juga telah dikenal sebagian kalangan sebelum Alquran diturunkan ke bumi. Oleh karena itu, kaum Quraisy atau Yahudi pernah menanyakan hal tersebut kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana Allah SWT telah berfirman, "Mereka menanyakan kepadamu tentang Dzulqarnain." (QS al-Kahfi [18]: 83). Kendati sifat-sifatnya diuraikan, namun Alquran memang tidak menyebutkan atau menjelaskan secara terperinci perihal siapa sebenarnya Dzulqarnain atau ke mana saja dia menjelajah.
Menurut Dr Yusuf Qardhawi, kisah Dzulqarnain melukiskan tentang contoh seorang raja saleh yang diberi kekuasaan di bumi, meliputi belahan timur dan barat, oleh Allah SWT. Segenap manusia dan penguasa negara tunduk pada kekuasaannya. Kendati demikian, Dzulqarnain tetap istikamah sebagai seorang yang taat dan bertakwa kepada Allah SWT.
Hal ini tergambar ketika dia membangun benteng untuk kaum dhaif yang ketakutan kepada bangsa Ya'juj dan Ma'juj. "Dzulqarnain berkata, ini (benteng) adalah suatu rahmat dari Tuhanku. Maka, apabila sudah tiba janji Tuhanku, Dia pun akan menjadikannya rata dengan bumi (hancur lebur). Dan janji Tuhanku itu adalah benar." (QS al-Kahfi: 98)
Yusuf Qardhawi menilai, terdapat tujuan tersendiri mengapa Allah SWT meriwayatkan kisah Dzulqarnain dalam Alquran. Salah satunya adalah sebagai contoh dan pelajaran kepada seluruh manusia di bumi. Yakni agar mereka tidak congkak dan angkuh ketika memiliki kekuasaan yang besar di tangannya.
Terlebih lagi, dengan kekusaannya tersebut, ia menyepelekan dan mendustakan Allah SWT. Kisah seperti Dzulqarnain telah difirmankan oleh Allah SWT, "Sesungguhnya kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal." (QS Yusuf: 111).