REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Insiden penembakan gereja di Texas terekam dalam sebuah video. Rekaman yang berdurasi tujuh menit tersebut menunjukan, pelaku menembak korbannya dengan metode yang sama yakni menembak di bagian kepala, termasuk untuk korban anak-anak.
Menurut kesaksian orang-orang yang selamat, insiden penembakan tersebut terjadi di lorong dan pelaku menembak dari jarak dekat. Seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (8/11), pelaku penembakan, Devin Kelley (26) menyerang gereja First Baptist di Sutherland Springs. Akibat serangan itu 26 orang tewas.
Kelley sempat terluka oleh dua tembakan dari warga saat dia meninggalkan gereja tersebut. Warga langsung mengejar mobil Kelley. Setelah pengejaran tersebut, mobil Kelley jatuh dan dia ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.
Polisi mengatakan mereka menemukan dua pistol miliknya selain sebuah senapan. Seorang agen FBI mengatakan penyidik mencoba untuk membuka ponsel Kelley untuk mencari petunjuk tentang motifnya dalam melakukan serangan tersebut.
Polisi Texas mengatakan Kelley diketahui mengirim pesan yang bernada ancaman kepada mertuanya yang pernah menghadiri gereja. Houston Chronicle melaporkan Kelley pergi ke festival musim gugur gereja lima hari sebelum penembakan.
Rincian juga muncul tentang masalah kesehatan mental dan sejarah kriminal Kelley. Kelley pernah membuat ancaman pembunuhan terhadap atasannya dan melarikan diri dari RS Jiwa pada 2012, saat dia ditempatkan di pangkalan angkatan udara AS di New Mexico. Kelley kemudian dijatuhi hukuman satu tahun di penjara militer karena menyerang istri dan anak tirinya.
Baca juga, Ada yang Coba Kaitkan Serangan Gereja Texas dengan Islam.
Komite peradilan Senat akan mengadakan dengar pendapat mengenai peraturan senjata api dan memberlakukan pelaporan federal dan negara ke Sistem Pemeriksaan Latar Belakang Pidana Nasional pada 14 November Pada Senin angkatan udara AS mengakui kegagalan mereka dalam mencatat tindakan kekerasan Kelley dalam database sejarah kriminal. Akibatnya Kelley masih dapat membeli empat senjata api antara 2014 dan 2017.
Dua senator mengatakan, militer AS memiliki masalah yang lebih luas daripada kegagalan mereka untuk melaporkan catatan kriminal Kelley.